JAKARTA - Fenomena iklim El Nino diduga menjadi penyebab kematian ratusan burung liar di sepanjang pantai Pasifik Meksiko, menurut pihak berwenang setempat Kamis lalu, saat negara itu dan perairan di sekitarnya menghadapi gelombang panas yang hebat.
Sekitar 300 burung liar dari berbagai spesies ditemukan mati pada akhir pekan lalu di sepanjang pantai negara bagian Chiapas, Oaxaca, Guerrero, Michoacan, Jalisco, Sonora dan Baja California Sur di Meksiko barat, melansir Reuters 16 Juni.
Pihak berwenang pada awalnya menduga adanya flu burung. Tetapi, penyelidikan gabungan dari kementerian pertanian dan lingkungan hidup menyimpulkan, penyebab yang paling mungkin adalah lautan yang menghangat akibat El Nino.
Fenomena alam periodik, yang berlangsung selama beberapa bulan dan tahun, menghangatkan Samudra Pasifik sehingga memicu terjadinya siklon tropis, banjir dan curah hujan di seluruh Amerika dan tempat lainnya.
Badan Kelautan dan Atmosfer Nasional AS (NOAA) pada awal bulan ini menyatakan El Nino sedang berlangsung, setelah tiga tahun didominasi oleh pola La Nina yang lebih dingin.
Sementara itu, para ilmuwan mengatakan tahun ini terlihat sangat mengkhawatirkan, karena ditambah dengan perubahan iklim, fase saat ini akan membuat dunia bergulat dengan rekor suhu tertinggi.
Dengan air yang lebih hangat, ikan cenderung berenang lebih rendah untuk mencari perairan yang lebih dingin, yang mencegah burung laut berhasil berburu makanan mereka, kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
BACA JUGA:
Burung-burung laut juga ditemukan mati di pantai Peru dan Chili, kata pihak berwenang Meksiko.
Diketahui, sedikitnya enam orang telah meninggal di Meksiko akibat panas yang hebat di musim panas ini, menurut penghitungan terbaru dari kementerian kesehatan. Negara ini sedang menghadapi gelombang panas dengan suhu yang melebihi 43 Celcius (109,4 Fahrenheit) di beberapa bagian negara tersebut.