NTT - Mamalia laut terdampar di Taman Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT).
Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) melalui Balai Konservasi Kawasan Perairan Nasional (BKKPN) Kupang turun tangan menidaklanjuti temuan itu dengan proses penguburan di lokasi memudahkan jika dijadikan penelitian.
"Tim melakukan penguburan bangkai lumba lumba di halaman kantor BKKPN Kupang. Lokasi penguburan ini bertujuan agar memudahkan penggalian kembali kerangka mamalia laut tersebut untuk direkonstruksi dan menjadi media edukasi terkait mamalia laut,” ujar Kepala BKKPN Kupang Imam Fauzi dalam keterangan resminya, Kamis 15 Juni, disitat Antara.
Dua mamalia tersebut adalah jenis paus pilot sirip pendek (Globicephala macrorhynchus) dan lumba-lumba pemintal (Stenella longirostris).
Adapun pada bangkai paus pilot sirip pendek, terdapat dua bekas tusukan di dekat mulut yang diduga akibat tombak, serta kondisi sirip dan ekor sudah tidak ada.
BACA JUGA:
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayati Laut KKP Firdaus Agung K. Kurniawan menambahkan, mamalia laut kerap terdampar di kawasan TNP Laut Sawu. Dia pun berharap penetapan kawasan konservasi di lokasi tersebut bisa meningkatkan upaya dalam perlindungan dan pelestarian habitat mamalia laut tersebut.
KKP pun turut menugaskan personel untuk melakukan penanganan sesuai prosedur yang berlaku. Selain menangani mamalia laut terdampar, BKKPN Kupang juga melakukan sosialisasi kepada masyarakat tentang jenis biota laut yang dilindungi di Indonesia.
Hal ini dilakukan mengingat masih banyaknya masyarakat yang belum mengetahui bahwa paus adalah salah satu jenis biota laut yang dilindungi.
Hal ini, tambahnya, terlihat dari beberapa bagian paus yang telah dipotong oleh warga setempat.
Sejalan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Trenggono, dalam pengelolaan kawasan dan jenis ikan, KKP bersinergi dengan masyarakat dan pemangku kepentingan khususnya dalam memberikan respon yang cepat dan tepat untuk menangani mamalia laut terdampar.