JAKARTA - Ukraina tidak akan bisa menang dalam konflik dengan Rusia, Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban mengatakan pada Hari Selasa, mencatat keengganan NATO (Pakta Pertahanan Atlantik Utara) untuk mengerahkan pasukan aliansi ke Ukraina, juga mendesak agar sebuah penyelesaian damai dapat dicapai sesegera mungkin.
Itu disampaikan PM Orban dalam sebuah debat publik di Forum Ekonomi Qatar di Doha pada Hari Selasa.
"Jika Anda melihat bagaimana keadaan di lapangan, angka-angka, situasi secara umum dan fakta bahwa NATO enggan untuk mengirim pasukannya (ke Ukraina), Anda akan dengan jelas melihat bahwa Ukraina tidak akan mampu meraih kemenangan di medan perang," ujarnya, dikutip dari TASS 24 Mei.
Komentarnya ini muncul sebagai jawaban atas pertanyaan, apakah ia benar-benar berpikir bahwa Ukraina tidak memiliki kesempatan untuk sukses.
Ketika ditanya mengenai konflik di Ukraina, Perdana Menteri Hungaria menegaskan, Budapest mendukung solusi damai sejak awal konflik dan secara konsisten menyerukan gencatan senjata segera.
"Kita harus memikirkan bagaimana cara menyelamatkan nyawa orang-orang. Ini adalah posisi saya," tegas PM Orban.
Dalam kesempatan yang sama, PM Orban menyebut hubungan antara negaranya dengan Swedia harus membaik, sebelum negara Nordik itu resmi menjadi anggota NATO.
Swedia bersama Finlandia diketahui telah mengajukan keanggotaan NATO tahun lalu, seiring dengan invasi Rusia ke Ukraina. Aksesi Finlandia telah disetujui, namun tidak demikian dengan Swedia, lantaran aksesinya tertahan oleh Turki dan Hungaria, dengan Budapest mengutip keluhan atas kritik Swedia terhadap catatan PM Orban tentang demokrasi dan supremasi hukum.
BACA JUGA:
"Hubungan politik antara Hungaria dan Swedia sangat salah. Kami tidak ingin mengimpor konflik ke dalam NATO," ujar PM Orban, mengutip Reuters.
Diketahui, belum ada tanggal kapan Parlemen Hungaria akan memberikan suara pada tawaran masuk Swedia, yang harus diratifikasi oleh semua 30 anggota yang ada. Sementara, NATO bakal mengadakan pertemuan puncak pada Bulan Juli.