JAKARTA - Kelompok militan Islamis terlarang menyerbu fasilitas produksi gas alam dan minyak di Pakistan barat laut pada Hari Selasa, menewaskan empat polisi dan dua pengawal pribadi, ujar operator dan aparat kepolisian.
Serangan yang dilakukan oleh sekitar 50 militan ini terjadi di fasilitas-fasilitas yang dikelola oleh MOL Pakistan Oil and Gas Company, sebuah unit dari MOL Hongaria, di Distrik Hangu dekat perbatasan Afghanistan, ujar seorang pejabat kepolisian Irfan Khan.
Polisi mengatakan, para militan menargetkan dua sumur, yang dikenal sebagai M-8 dan M-10, dengan senjata berat, termasuk granat berpeluncur roket. Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab.
Sebelumnya, berbagai faksi militan, termasuk Taliban Pakistan, telah beroperasi selama bertahun-tahun dari pegunungan terpencil di barat laut, melancarkan serangan terhadap pasukan keamanan dan infrastruktur dalam kampanye mereka melawan negara.
"Tidak ada karyawan MOL yang berada di lokasi serangan, enam anggota pasukan keamanan yang menjaga daerah tersebut tewas," kata MOL, dengan mengatakan para anggota pasukan keamanan tersebut termasuk tentara Pakistan dan kontraktor pihak ketiga, melansir Reuters 23 Mei.
Lebih jauh pihak perusahaan juga mengatakan dalam pernyataannya kepada Reuters, produksi dari sumur-sumur tersebut telah dihentikan sementara melalui akses jarak jauh dan kini telah diamankan, sambil menunggu selesainya penyelidikan peraturan di tempat.
Pihak perusahaan mengatakan, produksi dari sumur-sumur lain tetap berjalan dan insiden ini tidak mempengaruhi produksi MOL di Pakistan.
"Petugas keamanan di M-8 berhasil memukul mundur serangan para teroris, tetapi korban jiwa terjadi di M-10," kata pejabat polisi Khan, seraya menambahkan para teroris juga merusak pembangkit listrik tenaga surya di pembangkit listrik tenaga gas.
Lebih jauh ia mengatakan, para militan kemudian melarikan diri ke daerah Waziristan Utara yang bersebelahan, tempat asal mereka.
Terpisah, Fahad Rauf, kepala riset di Ismail Iqbal Securities mengatakan, produksi minyak dan gas di Pakistan telah menurun sebagian karena tidak ada penemuan-penemuan besar, di tengah-tengah keamanan yang buruk, meningkatnya masalah-masalah utang dan kurangnya keahlian teknis lokal.
Dikatakan olehnya, produksi minyak telah turun 18 persen pada tahun 2022 dibandingkan dengan tahun 2019, sementara produksi gas turun 14 persen pada periode yang sama.
BACA JUGA:
"Negara ini telah mengeksploitasi sebagian besar area produksi yang ada, tetapi tidak dapat mengeksplorasi sabuk di dekat perbatasan Afghanistan karena situasi keamanan," ungkapnya.
Ia mengatakan, investasi asing dan aktivitas eksplorasi telah meningkat di sabuk Waziristan, namun situasinya memburuk sejak penarikan AS dari Afghanistan.
Dengan keluarnya perusahaan-perusahaan asing, ia mengatakan "Pakistan tidak memiliki keahlian dan dana untuk memanfaatkan cadangan-cadangan non-konvensional, meskipun memiliki salah satu cadangan gas alam tertinggi di dunia."