JAKARTA - Perdana Menteri Hungaria Viktor Orban Asia akan menjadi pusat dunia yang dominan, menyebut China hingga Indonesia akan menjadi kekuatan berpengaruh, saat kekuatan global bergeser dari Barat.
Dalam pidatonya pada Hari Sabtu, PM Orban mengatakan, kepemimpinan Rusia "sangat rasional" dan Ukraina tidak akan pernah mampu memenuhi harapannya untuk menjadi anggota Uni Eropa atau NATO.
Itu disampaikannya saat meramalkan pergeseran kekuatan global dari Barat yang "tidak rasional" ke Asia dan Rusia.
"Dalam beberapa dekade mendatang, mungkin beberapa abad, Asia akan menjadi pusat dunia yang dominan," kata PM Orban, menyebutkan China, India, Pakistan dan Indonesia sebagai kekuatan besar dunia di masa depan, dilansir dari CNN 29 Juli.
"Dan kami orang Barat mendorong Rusia ke blok ini juga," katanya dalam pidato yang disiarkan televisi di hadapan etnis Hongaria dalam festival di Kota Baile Tusnad, Rumania.
PM Orban, yang negaranya saat ini memegang jabatan presiden bergilir Uni Eropa, sangat berbeda dengan negara-negara lain di blok tersebut dengan mengupayakan hubungan yang lebih hangat dengan Beijing dan Moskow. Ia membuat marah beberapa pemimpin Uni Eropa ketika melakukan kunjungan mendadak ke Kyiv, Moskow dan Beijing bulan ini untuk berunding tentang perang di Ukraina.
Dikatakannya, berbeda dengan "kelemahan" Barat, posisi Rusia dalam urusan dunia bersifat rasional dan dapat diprediksi, dengan mengatakan negara tersebut telah menunjukkan fleksibilitas ekonomi dalam beradaptasi dengan sanksi Barat sejak menginvasi Krimea pada tahun 2014.
Lebih jauh Ia mengatakan, Rusia telah memperoleh pengaruh di banyak bagian dunia dengan menindak hak-hak LGBTQ+.
"Daya tarik internasional terkuat dari kekuatan lunak Rusia adalah penentangannya terhadap LGBTQ," katanya.
Sedangkan terkait Ukraina, Ia mengatakan Kyiv tidak akan pernah menjadi anggota Uni Eropa atau Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) karena "kita orang Eropa tidak memiliki cukup uang untuk itu".
BACA JUGA:
"Uni Eropa perlu melepaskan identitasnya sebagai proyek politik, menjadi proyek ekonomi dan pertahanan," tambah PM Orban.
Diketahui, Uni Eropa membuka perundingan keanggotaan dengan Ukraina akhir bulan lalu, meskipun jalan yang panjang dan sulit masih harus ditempuh Kyiv sebelum dapat bergabung dengan blok tersebut.
Terbaru, NATO dalam pertemuan puncak tahunan bulan ini di Washington D.C, Amerika Serikat mengeluarkan deklarasi yang mengatakan aliansi itu akan mendukung Ukraina dalam "jalan yang tidak dapat diubah lagi" menuju keanggotaan.