Bagikan:

JAKARTA - Amerika Serikat melihat peningkatan indikasi Rusia dan Iran memperluas kemitraan pertahanan yang belum pernah terjadi sebelumnya, dinilai akan membantu Moskow memperpanjang perang di Ukraina dan juga menjadi ancaman bagi negara-negara tetangga Iran, demikian ungkap Gedung Putih pada Hari Senin.

Sebagai bagian dari kerja sama ini, Iran menyediakan Rusia dengan pesawat tanpa awak, termasuk lebih dari 400 pesawat tanpa awak sejak Bulan Agustus, Penasihat Keamanan Nasional John Kirby mengatakan pada sebuah konferensi pers.

"Ini adalah tentang hubungan pertahanan yang sedang berkembang" yang memungkinkan Rusia untuk membunuh lebih banyak orang di Ukraina dan juga memungkinkan Iran untuk menyimpan perangkat keras militernya dan menimbulkan ancaman yang lebih besar bagi negara-negara tetangganya," kata Kirby kepada para wartawan, melansir Reuters 16 Mei.

Drone adalah bantuan militer utama yang diberikan Iran kepada Rusia, yang sedang berusaha untuk mendapatkan jenis pesawat tingkat lanjut, kata Kirby melanjutkan.

Amerika Serikat akan mengumumkan penunjukan tambahan yang menargetkan peningkatan kerja sama militer antara Rusia dan Iran, Kirby menambahkan.

vladimir putin ebrahim raisi ayatollah khamenei
Presiden Putin bersama Presiden Raisi di Teheran, Iran, tahun lalu. (Sumber: Kremlin.ru)

Tahun lalu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengunjungi Iran dan bertemu dengan Pemimpin Tertinggi Ayatolah Ali Khamenei serta Presiden Ebrahim Raisi pada Bulan Juli.

Mengutip TASS, Penasihat Kebijakan Luar Negeri Presiden Putin, Yuri Ushakov, ketika itu mengatakan, pertemuan dengan para pemimpin Iran dapat dipakai untuk bertukar pandangan tentang aspek-aspek utama kerja sama bilateral, serta tentang masalah keamanan internasional dan regional, termasuk situasi saat ini di sekitar Rencana Aksi Komprehensif Bersama tentang program nuklir Iran (JCPOA).

Pada saat bersamaan dengan kunjungan Presiden Putin, Komandan Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Kioumars Heydari mengungkapkan, Iran siap untuk mengekspor persenjataan canggih, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV), ke negara-negara sahabat.

"Angkatan bersenjata Iran memiliki teknologi produksi drone canggih, perangkat ini dapat digunakan pada jarak yang jauh serta untuk pengintaian dan pengiriman serangan ke luar negeri," ujarnya mengutip TASS dari China Central Television.

Komandan Angkatan Darat Iran Brigadir Jenderal Kioumars Heydari mengungkapkan, Iran siap untuk mengekspor persenjataan canggih, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV), ke negara-negara sahabat.

"Angkatan bersenjata Iran memiliki teknologi produksi drone canggih, perangkat ini dapat digunakan pada jarak yang jauh serta untuk pengintaian dan pengiriman serangan ke luar negeri," ujarnya mengutip TASS dari China Central Television.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar La Repubblica yang diterbitkan pada 13 Juli, Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amir-Abdollahian tidak mengonfirmasi penjualan peralatan militer ke Rusia, termasuk kendaraan udara tak berawak, memastikan Teheran menghindari langkah apa pun yang dapat mengakibatkan eskalasi di Ukraina, dan tidak membantu salah satu pihak yang berkonflik.

Pada Hari yang sama, Juru Bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa subjek penjualan UAV tidak akan dibahas selama kunjungan Presiden Rusia Vladimir Putin ke Teheran pada Bulan Juli dan menolak untuk mengomentari masalah ini.