Bagikan:

JAKARTA - Rusia melepaskan tembakan rudal baru ke Ukraina semalam di sebuah kota di timur, menewaskan dua orang, memicu kobaran api besar, merusak puluhan rumah dan bangunan lainnya.

Presiden Volodymyr Zelensky mengumumkan dua kematian dalam pidato video malamnya, bersumpah: "Penjajah Rusia akan menerima jawaban kami untuk setiap serangan semacam itu," seperti melansir Reuters 2 Mei.

"Rudal teroris merenggut nyawa dua orang, pria yang sangat muda. Empat puluh orang lainnya - wanita, anak-anak, pria, dirawat karena luka dan cedera," kecamnya.

Presiden Zelensky juga mengatakan seorang anak laki-laki berusia 14 tahun tewas di dekat sekolahnya ketika terkena bom di wilayah Chernihiv, dekat perbatasan Rusia.

Serangan di Pavlohrad, sebuah kota dan pusat kereta api, terjadi selama gelombang kedua serangan rudal nasional dalam tiga hari, taktik serangan jarak jauh yang dilakukan Rusia saat musim dingin, di tengah kabar Ukraina akan melancarkan serangan balasan.

Sebuah kawah besar akibat ledakan di halaman belakang sebuah rumah dipenuhi puing-puing di pinggiran Pavlohrad di tenggara Ukraina, sekitar 100 kilometer (62 mil) dari garis depan. Rumah-rumah di dekatnya rusak parah. Di pusat kota, jendela sebuah asrama yang melayani pabrik kimia pecah.

"Saya berlari keluar dan melihat garasi hancur. Semuanya terbakar, pecahan kaca ada di mana-mana. Jika kami berada di luar, kami akan terbunuh," kata penduduk bernama Olha Lytvynenko (61).

Sementara, warga lain bernama Viktoriia Suprun (41) mengatakan dia berlindung dengan putrinya di lorong asrama.

"Kami bergegas ke lorong, berbaring di lantai. Dan kemudian gelombang ledakan memutar pintu. Jika kami tinggal selama lima detik lagi, kami akan terjebak di sini," katanya.

Mykola Lukashuk, kepala dewan wilayah Dnipropetrovsk, mengatakan serangan itu telah merusak 19 blok apartemen, 25 rumah, tiga sekolah, tiga taman kanak-kanak dan beberapa toko. Yang terluka termasuk lima anak, kata gubernur wilayah itu.

Kerusakan tampaknya terbatas di tempat lain di Ukraina, setelah sirene serangan udara terdengar selama berjam-jam sepanjang malam. Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 15 dari 18 rudal jelajah yang masuk.

Terpisah, Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pasukannya telah menyerang menggunakan rudal udara dan laut jarak jauh presisi tinggi terhadap "fasilitas industri militer Ukraina".

"Tujuan serangan itu tercapai. Pekerjaan perusahaan yang membuat amunisi, senjata, dan peralatan militer untuk pasukan Ukraina telah terganggu," kata kementerian dalam sebuah pernyataan.

Sementara itu, laporan berita Rusia mengatakan dua warga sipil tewas oleh penembakan Ukraina di daerah yang dikuasai Rusia di wilayah selatan-tengah Zaporizhzhia. Pasukan Ukraina, kata laporan itu, juga menembaki wilayah yang dikuasai Rusia di wilayah Donetsk di timur.

Dengan Ukraina menyiapkan serangan balasan untuk merebut  kembali wilayah yang direbut sejak invasi diluncurkan 14 bulan lalu, panglima tertinggi pasukan Ukraina, Jenderal Valery Zaluzhniy, berbicara pada Senin kepada Kepala Staf Gabungan AS.

"Saya menekankan perlunya meningkatkan kemampuan sistem pertahanan udara," ujar Jenderal Zaluzhniy dalam pernyataan percakapannya dengan Jenderal Mark Milley.

"Secara terpisah, saya menyentuh tentang mengawaki unit kami dan pentingnya pasokan senjata, peralatan militer dan amunisi tepat waktu ke Ukraina dalam jumlah yang cukup," tandasnya.

Diketahui, perang berpotensi menjadi titik balik setelah lima bulan serangan Rusia yang telah mengamankan sedikit wilayah baru meskipun terjadi pertempuran darat berdarah.

Kyiv sedang bersiap untuk melancarkan serangan balik menggunakan ratusan kendaraan lapis baja dan tank yang disumbangkan oleh sekutu, dan ribuan tentara baru saja kembali dari pelatihan di Barat.

Staf Umum Ukraina mengatakan pertempuran terus mencengkeram Kota Bakhmut, titik fokus serangan Rusia di timur.

Seorang jenderal top Ukraina mengatakan serangan balik oleh pasukan Kyiv telah menggulingkan pasukan Rusia dari beberapa posisi di kota, tetapi situasinya tetap sulit.