Bagikan:

JAKARTA - Setidaknya tiga orang tewas dan sebuah bangunan konsuler China rusak pada Kamis dalam serangan udara malam ketiga berturut-turut di kota-kota pelabuhan Ukraina selatan, kata pejabat Ukraina.

Gubernur setempat Oleh Kiper mengunggah foto yang menunjukkan setidaknya satu jendela pecah di konsulat China di Odesa, tetapi tidak ada tanda-tanda kerusakan lainnya.

"Penyerang dengan sengaja menghantam infrastruktur pelabuhan, gedung-gedung administrasi dan perumahan di dekatnya rusak, juga konsulat Republik Rakyat Tiongkok. Ini menunjukkan bahwa musuh tidak memperhatikan apa pun," kata Kiper di aplikasi pesan Telegram, dilansir dari Reuters 20 Juli.

Sementara itu, Beijing, sekutu Rusia, tidak segera mengomentari insiden tersebut, satu hari setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan 60.000 ton produk pertanian yang ditujukan ke China, hancur akibat serangan di kota pelabuhan lainnya.

Militer Ukraina mengatakan pasukan Rusia meluncurkan 19 rudal dan 19 drone dalam semalam, dan lima rudal dan 13 drone ditembak jatuh.

"Teroris Rusia melanjutkan upaya mereka untuk menghancurkan kehidupan negara kita," kata Presiden Zelensky di aplikasi perpesanan Telegram.

"Bersama-sama kita akan melewati masa yang mengerikan ini. Dan kita akan menahan serangan kejahatan Rusia," serunya.

Di Odesa, seorang penjaga keamanan tewas dan sedikitnya delapan orang lainnya terluka, termasuk seorang anak, kata Kiper.

Sedangkan di Mykolaiv, wali kota setempat Oleksandr Senkevych mengatakan sepasang suami istri tewas.

Sebelumnya, gubernur daerah Vitaliy Kim mengatakan pada Hari Kamis, 19 orang terluka di kota itu dan beberapa bangunan tempat tinggal rusak.

Petugas pemadam kebakaran di Mykolaiv menangani kobaran api besar yang menyebabkan bangunan tempat tinggal tiga lantai tanpa lantai atasnya, dan bangunan yang berdekatan dimusnahkan oleh api.

Sebelumnya, serangan Rusia di pelabuhan Chornomorsk pada Hari Rabu merusak infrastruktur ekspor biji-bijian serta produk pertanian yang menurut Presiden Zelensky akan ditujukan China.

Pejabat Ukraina melihat serangan udara tersebut sebagai serangan terhadap ketahanan pangan global, karena Kyiv adalah pengekspor biji-bijian utama. Mykhailo Podolayk, penasihat senior Zelenskiy, mendesak masyarakat internasional untuk berbuat lebih banyak sebagai tanggapan.

"Apakah kita akan melihat pertemuan darurat Dewan Keamanan PBB untuk membahas keamanan pangan global? Komunitas internasional memilih... untuk menyingkir," tulisnya di Twitter.

Terpisah, Moskow sendiri mengatakan telah melakukan 'serangan balasan', beberapa hari setelah keluar dari kesepakatan yang memungkinkan pengiriman biji-bijian Laut Hitam Ukraina, menuduh Kyiv berada di balik ledakan di jembatan yang digunakan untuk mengangkut pasokan militer Rusia.