JAKARTA - Serangan rudal dan pesawat nirawak Rusia di kota Lviv, Ukraina yang dekat dengan perbatasan dengan Polandia, anggota NATO, menewaskan tujuh orang, termasuk tiga anak-anak.
Dilansir Reuters, Rabu, 4 September, serangan yang juga merusak bangunan bersejarah di jantung kota, terjadi sehari setelah serangan paling mematikan dalam perang tahun ini, ketika Rusia menghantam lembaga militer dengan dua rudal balistik.
Serangan di Poltava menewaskan 50 orang dan melukai ratusan lainnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy mengatakan sekutu dapat membantu menghentikan teror dengan menyediakan lebih banyak pertahanan udara. Dia mengulangi seruan kepada mitra untuk mengizinkan penggunaan senjata jarak jauh Barat lebih dalam ke wilayah Rusia.
"Setiap orang yang membujuk mitra untuk memberi Ukraina lebih banyak kemampuan jarak jauh untuk menanggapi teror secara adil sedang berupaya mencegah serangan teroris Rusia seperti ini di kota-kota Ukraina," kata Zelenskiy.
Rusia yang belum mengomentari serangan terhadap Lviv atau serangan pada Selasa di Poltava, mengatakan Moskow akan memberikan respons yang sangat menyakitkan jika terjadi serangan jarak jauh di wilayah Rusia oleh Ukraina.
Angkatan udara Ukraina menembak jatuh tujuh dari 13 rudal dan 22 dari 29 pesawat nirawak di seluruh Ukraina selama serangan terbaru Rusia.
Di antara mereka yang tewas di Lviv adalah seorang anak berusia sembilan tahun dan seorang anak berusia 14 tahun, kata gubernur daerah Maksym Kozytskyi di aplikasi perpesanan Telegram.
Menteri Dalam Negeri Ukraina Ihor Klymenko mengatakan serangan itu telah melukai sekitar 40 orang. Wali kota Lviv Andriy Sadovyi mengatakan kepada televisi nasional, lebih dari 70 bangunan, termasuk sekolah, rumah, dan klinik rusak akibat serangan Rusia.