Bagikan:

JAKARTA - Panglima militer Inggris Laksamana Sir Tony Radakin mengapresiasi bagaimana evakuasi warga negara itu dari Sudan telah berjalan, dengan Pemerintah Inggris mengumumkan penerbangan tambahan dari negara yang dilanda perang tersebut pada Hari Senin.

Lebih dari 1.000 warga negara Inggris masih terjebak di negara tersebut, meskipun sekitar 2.122 orang telah diterbangkan dengan 23 penerbangan dari lapangan terbang di dekat Khartoum sejak pertempuran dimulai.

Upaya penyelamatan, yang sebelumnya difokuskan pada lokasi Wadi Saeedna di dekat ibu kota Sudan, akan dipindahkan ke bagian timur negara tersebut, dengan penerbangan yang akan berangkat pada Hari Senin dari Port Sudan, kata Menteri Luar Negeri James Cleverly pada akhir pekan.

Berbicara di Pangkalan RAF Odiham selama latihan untuk penobatan Raja Charles III pekan depan, Laksamana Sir Radakin mengatakan, militer mampu mempersiapkan acara kerajaan dan melakukan tugas di luar negeri.

"Kami memiliki kapasitas untuk menangani banyak hal yang berbeda pada waktu yang berbeda. Saya berada di Ukraina awal pekan ini dan bertemu dengan lawan saya, Jenderal (Valerii) Zaluzhnyi," katanya, seperti melansir The National News 1 Mei.

"Saya menemani Penasihat Keamanan Nasional Tim Barrow dan kami mengadakan pertemuan dengan Presiden (Volodymyr) Zelensky," sambungnya.

"Kami juga terlibat dalam evakuasi dari Sudan. Dan saya senang dengan bagaimana prosesnya. Kami dapat melakukan parade seremonial ini dan pada saat yang sama, kami memenuhi semua tugas operasional kami untuk menjaga negara kami tetap aman dan membantunya menjadi makmur," tandas Laksamana Sir Tony Radakin.

Ketika ditanya apakah dia akan mengesampingkan intervensi militer di Sudan, Laksamana Sir Radakin mengatakan: "Angkatan bersenjata merespons apa pun yang diperlukan.

"Tetapi ini adalah apa yang kami sebut sebagai operasi evakuasi non-kombatan dan kami tetap berada di wilayah itu," pungkasnya.