Bagikan:

JAKARTA - TNI mengirim sejumlah prajurit dari pasukan elite Komando Pasukan Gerak Cepat (Kopasgat) TNI Angkatan Udara demi menjamin keselamatan warga negara Indonesia (WNI) saat mereka dievakuasi dari Sudan untuk dipulangkan ke Tanah Air.

Sekitar 15 prajurit TNI dari Kopasgat itu tergabung dalam Tim Evakuasi WNI di Sudan yang totalnya sebanyak 39 orang.

"Karena itu (konflik di Sudan) sesama militer dan paramiliter sangat besar potensinya (ancaman terhadap keselamatan), tetapi kemarin ada jeda kemanusiaan, istilahnya gencatan senjata untuk memberi ruang bagi WNA (warga negara asing di Sudan) dievakuasi. Kemarin ada informasi, saat jeda itu ada serangan lagi, makanya kami mengirim tim Kopasgat yang nantinya mengamankan bandara tempat evakuasi," kata Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono menjawab pertanyaan Antara selepas apel pemberangkatan tim evakuasi di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin.

Meskipun ada potensi ancaman keamanan saat proses evakuasi, Panglima menyampaikan TNI belum berencana menambah pasukan, terutama untuk prajurit TNI yang saat ini bertugas bersama Pasukan Perdamaian PBB di negara-negara sekitar Sudan.

"Sementara ini belum. Kami tidak mau mencampuri urusan dalam negeri mereka, kecuali kalau betul-betul terancam WNI. Nanti akan ada perintah lebih lanjut. Kami juga akan monitor kegiatan (evakuasi) ini," tutur Laksamana Yudo.

Oleh karena itu, tim evakuasi WNI yang diberangkatkan oleh TNI ke Sudan tidak hanya terdiri atas penerbang TNI AU dan Kopasgat, tetapi juga ada dari BAIS TNI, kemudian Puspen TNI. Tim evakuasi, yang dipimpin oleh Kolonel Penerbang Noto Casnoto, juga diisi oleh dokter dari TNI untuk mengantisipasi WNI yang sakit saat evakuasi.

Tim evakuasi WNI itu dijadwalkan berangkat ke Sudan pada Selasa (25/4) pagi menumpang pesawat TNI AU Boeing A-7305 tipe 737-400. Panglima menyampaikan pesawat itu dapat mengangkut 100 orang untuk sekali penerbangan.

Di Sudan, tim evakuasi fokus mengangkut WNI yang telah berkumpul di Port Sudan, kota pelabuhan yang berada di wilayah timur Sudan. Dari titik itu, mereka akan diangkut ke Jeddah, Arab Saudi.

Laksamana Yudo menjelaskan titik evakuasi fokus ke Port Sudan, karena penerbangan dari tempat itu ke Jeddah selama 45 menit, sementara dari Ibu Kota Sudan, Khartoum, selama 1,5 jam.

"Perjalanan penerbangan dari Port Sudan ke Jeddah 45 menit, sementara dari Khartoum sekitar 1,5 jam, sehingga kami ambil dulu yang bisa lebih cepat untuk diangkut," ujar Laksamana Yudo.

Sejauh ini, tim evakuasi dari KBRI Khartoum di Sudan dan tim dari Kementerian Luar Negeri RI telah mengangkut WNI yang ada di beberapa kota di Sudan untuk dikumpulkan di Port Sudan dan Khartoum menggunakan jalur darat.

"Perjalanan 45 menit itu sehari bisa selesai (evakuasi) kalau situasinya aman tentunya, situasi mendukung. Kalau 45 menit bolak-balik 2–3 kali bisa," kata Panglima TNI.

Setidaknya ada 291 WNI yang akan dievakuasi oleh tim evakuasi TNI. Panglima menyampaikan mereka memprioritaskan WNI yang hamil, sakit, orang lanjut usia, dan anak-anak.