Pemerintah Terus Berupaya Pulangkan 1.000 WNI yang Terjebak Konflik Militer di Sudan
Belasan WNI dievakuasi ke KBRI Khartoum pada Selasa (18/4/2023) (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA- Direktur Perlindungan WNI dan BHI Kementerian Luar Negeri Judha Nugraha mengatakan pemerintah terus berupaya untuk mengevakuasi seribu lebih warga negara Indonesia (WNI) dari Sudan.

“Koordinasi dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan beberapa misi asing di Sudan dilakukan,” ujar Judha dikutip ANTARA, Senin 24 April.

Sejak 15 April, Sudan dilanda konflik bersenjata antara tentara nasional (SAF) dan paramiliter Pasukan Dukungan Cepat (RSF).

Pertempuran militer itu mengakibatkan sedikitnya 413 korban tewas dan 3.551 orang terluka, menurut data Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) per 21 April 2023.

Berdasarkan data KBRI Khartoum, saat ini tercatat 1.209 WNI yang tinggal di Sudan. Sebagian besar dari mereka adalah pelajar dan mahasiswa.

Menyikapi status keamanan Sudan yang siaga 1, tim perlindungan WNI KBRI Khartoum hingga 20 April 2023 telah berhasil mengevakuasi 43 WNI yang terjebak di lokasi pertempuran ke tempat perlindungan di KBRI.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi sebelumnya mengatakan persiapan evakuasi WNI dari Sudan telah dikoordinasikan dengan lima perwakilan RI, yaitu yang berada di Khartoum (Sudan), Kairo (Mesir), Addis Ababa (Ethiopia), serta Riyadh dan Jeddah (Arab Saudi).

Namun, ujar Retno, evakuasi hanya bisa dilakukan jika kedua pihak yang berkonflik menyetujui adanya jeda kemanusiaan.

Jeda tersebut bisa dimanfaatkan negara-negara lain untuk menyelamatkan warganya dari Sudan atau bagi komunitas internasional untuk menyalurkan bantuan kemanusiaan ke Sudan.

Amerika Serikat, Inggris, dan Arab Saudi telah berhasil mengevakuasi warganya dari Sudan.

Sementara itu, Spanyol, Korea Selatan, Kuwait, dan Mesir juga telah berkoordinasi untuk menyelamatkan warga negaranya dari zona konflik.