Bagikan:

JAKARTA - Pasukan khusus yang ditugaskan untuk melakukan ekstraksi staf Kedubes AS di Sudan dibentuk. Operasi dipimpin Komando Afrika AS dan dipantau ketat oleh Departemen Luar Negeri.

Pasukan ini menghabiskan waktu kurang dari satu jam di Sudan selama proses operasi.

Pasukan lepas landas dari Djibouti pada pukul 9 pagi EST, mendarat di Ethiopia untuk mengisi bahan bakar sebelum menuju ke Khartoum.

“Evakuasi dilakukan satu kali gerakan melalui rotary wing. Operasi berlangsung cepat dan bersih dengan anggota menghabiskan waktu kurang dari satu jam di lapangan di Khartoum,” kata Letnan Jenderal DA Sims, direktur operasi Kepala Staf Gabungan dilansir dari CNN, Minggu 23 April.

"Saat kami berbicara, para pengungsi aman dan terjamin," ucapnya.

Kurang dari 100 orang dievakuasi dari Kedutaan Besar AS di sana. Ini sudah termasuk jumlah kecil profesional diplomatik dari negara lain.

AS kini praktis tidak memiliki personel pemerintah AS yang tersisa di Khartoum saat ini. Namun masih ada sejumlah besar staf lokal yang mendukung kedutaan dalam status sementara.

Presiden AS Joe Biden sebelumnya sudah bilang, militer mereka telah mengevakuasi staf kedutaan Amerika dari Khartoum saat pertempuran antara tentara Sudan dan sebuah kelompok paramiliter memasuki minggu kedua setelah jeda singkat.

Pasukan Pendukung Cepat (RSF), kelompok paramiliter bersenjata lengkap yang saat ini menantang otoritas tentara reguler di ibu kota dan di tempat lain, men-tweet beberapa jam sebelumnya bahwa mereka telah "berkoordinasi dengan Misi Pasukan AS yang terdiri dari 6 pesawat, untuk mengevakuasi diplomat dan keluarga mereka. pada hari Minggu pagi".

Negara-negara asing mengatakan mereka sedang mempersiapkan potensi evakuasi ribuan warga negara mereka, meskipun bandara utama Sudan tetap ditutup.

Lebih dari 150 orang dari berbagai negara telah mencapai tempat aman Arab Saudi sehari sebelumnya, dalam evakuasi warga sipil yang diumumkan pertama kali.