Bagikan:

JAKARTA - Militer Rusia mulai menggunakan tank-tank tempur T-14 Armata barunya untuk menggempur posisi-posisi Ukraina "tetapi mereka belum berpartisipasi dalam operasi penyerangan langsung," kantor berita negara RIA melaporkan pada Hari Selasa.

RIA mengatakan, tank-tank tersebut telah dilengkapi dengan perlindungan ekstra pada sisi-sisi mereka dan para kru telah menjalani "koordinasi tempur" di tempat pelatihan di Ukraina.

Tank T-14 memiliki menara tak berawak, dengan kru yang mengendalikan persenjataan dari jarak jauh berada di "kapsul lapis baja yang terisolasi yang terletak di bagian depan lambung tank."

Tank ini memiliki kecepatan maksimum di jalan raya 80 kilometer (50 mil) per jam, demikian yang dilaporkan RIA.

Pada Bulan Januari, intelijen militer Inggris melaporkan pasukan Rusia di Ukraina enggan menerima tank-tank tahap pertama karena "kondisinya yang buruk".

Laporan itu juga mengatakan, penyebaran T-14 kemungkinan akan menjadi "keputusan berisiko tinggi" bagi Rusia, dan keputusan yang diambil terutama untuk tujuan propaganda.

"Produksi mungkin hanya dalam jumlah rendah, sementara para komandan tidak mungkin mempercayai kendaraan itu dalam pertempuran," sebut militer Inggris, melansir Reuters 25 April.

t-14 armata
Tank T-14 Armata. (Wikimedia Commons/Boevaya mashina)

"Sebelas tahun dalam pengembangan, program ini telah mengalami penundaan, pengurangan jumlah armada yang direncanakan hingga laporan masalah manufaktur," sambung laporan itu.

Diketahui, Kremlin memerintahkan produksi 2.300 tank - yang pertama kali diluncurkan pada tahun 2015 - pada tahun 2020. Tetapi, kemudian diperpanjang hingga tahun 2025, demikian menurut laporan media Rusia.

Sedangkan Kantor berita Interfax melaporkan pada Desember 2021, perusahaan konglomerat negara Rostec telah memulai produksi sekitar 40 tank, dengan antisipasi pengiriman setelah tahun 2023.

Sebelum T-14 pertama diproduksi pada 2015, tank paling modern Rusia, T-90, merupakan versi upgrade besar-besaran dari T-72 era 1970-an dan dirancang berdasarkan sasisnya, mengutip The National News.

T-72 berevolusi dari T-64, yang memiliki sistem autoloading revolusioner yang berarti tak perlu lagi seorang awak di turret untuk mengisi senjata utama. Hal ini memungkinkan laju tembakan yang tinggi dan profil rendah yang khas dari T-72 dan tank-tank Rusia berikutnya.

T-14 dibangun di atas ide kendaraan tempur semi-otomatis yang lebih efisien dengan memiliki turret yang tidak dapat dibuka, sehingga memaksimalkan perlindungan bagi kru.

Diketahui, Rusia dianggap oleh beberapa analis sebagai negara yang kekurangan kendaraan lapis baja untuk bertempur di Ukraina, dan telah mengeluarkan tank-tank usang, termasuk T-55 dan T-62 yang dibuat pada tahun 1950-an dan 60-an, dari gudang dan mengirimkannya ke zona perang.

Sementara, beberapa pengamat konflik mengatakan ini adalah langkah jeda, yang dimaksudkan untuk mengulur waktu sebelum cadangan tank yang lebih canggih dapat dikerahkan.

Para analis mengatakan bahwa sanksi-sanksi itu telah menghalangi Rusia untuk mendapatkan komponen-komponen penting untuk senjata tank, suspensi hingga suku cadang mesin lainnya, seperti bantalan bola, yang sebagian besar berasal dari negara-negara Barat.