Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Hukum dan HAM wilayah Bali mencari Kristen Gray yang bikin heboh dunia jagat maya. 

Gray mengajak orang asing ramai-ramai pindah dan menetap di Bali sekaligus membagikan tips menghindari hukuman aturan protokol kesehatan hingga mengakali overstay visa di Indonesia.

“Kami sudah menurunkan beberapa tim. Yang satu tim dari kantor wilayah kemudian juga dari kantor imigrasi Ngurah Rai,” kata Kadiv Imigrasi Kanwil Kemenkumham Bali, Eko Budianto kepada wartawan, Senin, 18 Januari. 

Tim pertama mengecek sponsor terkait visa Kristen Gray. Sponsornya ternyata berada di Bali. 

“Nah ini kami  langsung turun ke alamat tersebut kemudian untuk keberadaan atau tempat tinggal dari (yang) bersangkutan,” sambung dia.

Tim Kemenkum HAM juga sedang mengecek izin tinggal Kristen Gray di data perlintasan.

“Namun sejauh ini kami belum ada informasi akurat bisa jadi kemungkinan bahwa nama yang bersangkutan bukan nama yang sebenarnya,” sambung Eko.

Lewat akun Twitter, Kristen Gray menuliskan pengalamannya menuju Bali setelah kehilangan pekerjaan pada 2019 bersama pacar perempuannya. Mulanya, mereka hanya mencoba untuk tinggal selama enam bulan di Bali. 

Selama menetap di Bali, mereka bekerja sebagai freelance desain grafis. Namun karena pandemi COVID-19 mereka terpaksa tinggal lebih lama di Bali. 

Cuitan itu kemudian jadi polemik ketika Kristen.Gray bilang jika biaya hidup dan tinggal di Bali terbilang murah. Ia menyebut biaya sewa rumah di Pulau Dewata yang cuma 400 dolar AS atau sekitar Rp5,6 juta bila dibandingkan, saat dia tinggal di Los Angeles (LA) yang harus membayar 1.300 dolar AS (Rp18,3 juta) untuk menyewa apartemen.

Gray yang sudah merasa senang dan betah juga membeberkan deretan keuntungan hidup di Bali, di antaranya aman, biaya hidup rendah, gaya hidup mewah, ramah dengan LGBT, dan ada komunitas kulit hitam.

Yang menjadi masalah, Gray secara khusus mencuit memiliki agen visa khusus dan mengaku memiliki trik cara bisa masuk Indonesia saat COVID-19. Padahal saat ini, Indonesia sedang menutup pintu untuk warga negara asing.