Setelah Kim Jong-un Tampil dengan Jam Tangan Swiss, Giliran Putrinya Kim Ju-ae Kenakan Jaket Dior Seharga Rp28 Juta

JAKARTA - Kim Ju-ae, putri pemimpin Korea Utara Kim Jung-un, baru-baru ini terlihat mengenakan jaket mewah dalam sebuah foto yang dirilis oleh Pyongyang pada awal Bulan Maret lalu.

Foto tersebut menggambarkan betapa jauhnya gaya hidup dan penampilan sang diktator beserta keluarganya, dibandingkan dengan masyarakat yang dikabarkan menderita kemiskinan dan kelaparan yang meluas.

Ju-ae, gadis kecil yang diyakini berusia 10 tahun, terlihat mengenakan Jaket Berkerudung Dior Kid's Hooded Down dalam sebuah foto dari tanggal 16 Maret yang dirilis oleh Korean Central Television Korea Utara keesokan harinya. Foto tersebut menunjukkan ayah dan anak perempuannya sedang menonton layar yang menunjukkan peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-17 bersama-sama, dilansir dari Korea Times 15 April.

Jaket tersebut, menurut media lokal, dikonfirmasi oleh pola jahitan Dior. Pola silang ganda bercampur dengan huruf "X" yang menunjukkan persegi panjang dan belah ketupat cocok dengan merek tersebut. Laman web merek tersebut menunjukkan, jaket tersebut dibanderol dengan harga 1.900 dolar Amerika Serikat (Rp28.378.400).

Sebelumnya, mantan Duta Besar Korea Utara untuk Kuwait yang membelot Ryu Hyon-woo mengatakan, para diplomat Korea Utara menganggap pembelian barang-barang bermerek mewah untuk keluarga Kim sebagai prioritas utama.

Pada Oktober 2020, diktator Korea Utara itu terlihat mengenakan jam tangan yang tidak akan mampu dibeli oleh warga sipil Korea Utara pada umumnya, ketika ia berdiri di depan kerumunan publik selama parade militer untuk merayakan ulang tahun ke-75 berdirinya faksi politik utama negara itu, Partai Buruh Korea.

Sambil meneteskan air mata dan menyerukan kepada kerumunan massa untuk bertahan menghadapi kesulitan yang dihadapi negara, sebuah Portofino Automatic besutan IWC terlihat melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam tangan merek Swiss itu dijual dengan harga setidaknya 14 juta won (Rp157.175.049).

Temuan ini muncul ketika Pyongyang telah menembakkan berbagai jenis rudal balistik dan rudal jelajah ke arah Laut Timur untuk memprovokasi Korea Selatan dan Amerika Serikat, sekutu militer terkuat Seoul.

Diketahui, setiap penembakan rudal diketahui menelan biaya setidaknya puluhan juta dolar Amerika Serikat, dengan Pyongyang telah meluncurkan rudal lebih dari sepuluh kali tahun ini.