Kondisi Ruang Perawatan COVID-19 Wisma Atlet Sudah Terisi 82,73 Persen
Wisma Atlet (DOK. ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Koordinator Rumah Sakit Darurat (RSD) COVID-19 Wisma Atlet, Mayjen Tugas Ratmono menyebut bahwa keterisian pasien COVID-19 di Wisma Atlet Kemayoran terus meningkat. Saat ini, telah terisi 82,73 persen pasien yang dirawat di sana.

"Hunian RSD saat ini mencapai 82,73 persen dengan pseien kami saat ini sebesar 4.959. Jadi, dari bed (tempat tidur) yang kita siapkan sebanyak 5.994, kini tinggal 1.035 bed yang tersedia," kata Tugas dalam diskusi di Graha BNPB, Jakarta Timur, Senin, 18 Januari.

Tugas mengaku pihaknya telah memprediksi akan ada peningkatan jumlah pasien COVID-19 yang dirawat di RSD Wisma Atlet setelah masa libur panjang akhir tahun.

Menurut dia, selama dua minggu terakhir terjadi peningkatan pasien sebanyak 20 persen dari akhir tahun 2020. Saat itu, hunian RSD Wisma Atlet baru mencapai 60 persen. "Sejak awal, kami sudah antisipasi fasilitas," ucap dia.

Selain itu, terjadi juga perubahan jenis gejala pasien COVID-19 saat ini. Kini, lebih banyak penderita virus corona yang mengalami gejala, dari ringan hingga sedang, dari sebelumnya mayoritas pasien adalah orang tanpa gejala (OTG).

Dengan demikian, pengelola Wisma Atlet memutuskan untuk merawat yang bergejala di rumah sakit darurat covid-19 Wisma Atlet Kemayoran khusus pasien yang memiliki gejala.

"Fasilitas yang tanpa gejala kita arahkan untuk di tower 8 dan 9 di Wisma Atlet Pademangan. Jadi, Wisma Atlet Kemayoran khusus yang bergejala," tutur dia.

Tugas menuturkan pihaknya akan menambah ruang intensive care unit (ICU) pasien COVID-19 sebanyak 20 buah, high care unit (HCU) 27 tempat tidur, dan intermediate care unit (InCU) sebanyak  94 tempat tidur.

Ketika ruang perawatan di Wisma Atlet ditambah, otomatis pengelola akan menambah jumlah tenaga kesehatan. Nantinya, akan ada 400 tambahan perawat di wisma Atlet Kemayoran.

"Dokternya juga kita tambahkan dan juga tenaga nonmedis nya kita juga tambahkan, termasuk penambahan tenaga laboratorium kemudian tenaga farmasi yang kita tambahkan juga," ucap Tugas.

"Kemudian juga ada pertambahan untuk bagian yang limbah karena penambahan jumlah ini akan memberikan dampak limbah yang cukup besar," lanjut dia.