JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pada Hari Senin, normalisasi hubungan dengan Arab Saudi akan menjadi lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel.
"Kami menginginkan normalisasi dan perdamaian dengan Arab Saudi. Kami memandang itu mungkin sebagai lompatan besar untuk mengakhiri konflik Arab-Israel," ujar PM Netanyahu di sela-sela pertemuan dengan Senator Republik AS Lindsey Graham di Yerusalem, melansir Reuters 17 April.
"Perjanjian ini dapat memiliki konsekuensi yang monumental, konsekuensi bersejarah baik bagi Israel, Arab Saudi, kawasan, dan dunia," sambung PM Netanyahu.
Israel diketahui telah membuka hubungan diplomatik dengan beberapa negara Arab sejak 2020, termasuk tetangga Arab Saudi, Uni Emirat Arab dan Bahrain. Tetapi, Riyadh menahan diri untuk tidak mengakui Israel, dengan mengatakan langkah seperti itu harus dikaitkan dengan penyelesaian tujuan negara Palestina.
Pukulan telak bagi PM Netanyahu terjadi bulan lalu, ketika kesepakatan yang ditengahi China melihat musuh regional utama Israel, Iran, memperbaiki hubungannya dengan Arab Saudi. Kedutaan Iran di Riyadh membuka kembali gerbangnya Rabu lalu untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
BACA JUGA:
Terpisah, Kementerian Luar Negeri Israel mengatakan telah meminta China untuk memberikan pengaruh pada Iran, untuk mencegahnya memperoleh senjata nuklir pada Hari Senin.
"Saya berbicara dengan Menteri Luar Negeri China, Qin Gang, tentang bahaya yang kita lihat dalam program nuklir Iran, bahaya yang dialami oleh banyak negara di kawasan, termasuk negara-negara yang memiliki hubungan diplomatik dengan Iran," ujar Menteri Luar Negeri Israel Eli Cohen dalam sebuah pernyataan.