Arab Saudi Merapat ke SCO: Bergabung dengan Rusia hingga China, Statusnya Mitra Dialog
Para pemimpin negara anggota SCO saat KTT di Uzbekistan tahun 2022. (Wikimedia Commons/Prime Minister's Office)

Bagikan:

JAKARTA - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz menyetujui Nota Kesepahaman (MoU) yang memberikan status mitra dialog bagi Kerajaan Arab Saudi di Organisasi Kerja Sama Shanghai (SCO), demikian dilaporkan Kantor Berita Resmi Arab Saudi (SPA).

Melansir Al Arabiya dari SPA 29 Maret, persetujuan tersebut datang dalam sebuah sesi Kabinet Saudi yang dipimpin oleh Raja di Istana al-Salam di Jeddah.

Bergabung dengan SCO telah didiskusikan selama kunjungan Presiden China Xi Jinping ke Arab Saudi Bulan Desember lalu, kata beberapa sumber kepada Reuters.

Status mitra dialog akan menjadi langkah pertama dalam organisasi ini sebelum memberikan keanggotaan penuh kepada Arab Saudi dalam jangka menengah, kata mereka.

Dalam sesi yang sama, Raja Salman juga mengesahkan peluncuran pelatihan teknis dan kejuruan antara Kerajaan dan China. Arab Saudi dan China diketahui telah melakukan upaya yang signifikan, untuk mengembangkan hubungan antara kedua negara.

Pada Hari Selasa, Putra Mahkota Mohammed bin Salman berterima kasih kepada Cina atas peran yang dimainkannya dalam memfasilitasi "hubungan bertetangga yang baik" antara Arab Saudi dan Iran.

Tiga pekan lalu, tepatnya 10 Maret, Arab Saudi dan Iran sepakat untuk memulihkan hubungan diplomatik melalui mediasi China setelah kedua negara memutuskan hubungan pada tahun 2016.

Dibentuk pada tahun 2001 oleh Rusia, China dan negara-negara bekas Uni Soviet di Asia Tengah, SCO telah diperluas dengan memasukkan India dan Pakistan, dengan tujuan untuk memainkan peran yang lebih besar sebagai penyeimbang pengaruh Barat di wilayah tersebut, seperti mengutip Reuters.

SCO sendiri adalah organisasi politik, ekonomi, keamanan dan pertahanan internasional Eurasia. SCO saat ini beranggotakan China, India, Kazakhstan, Kirgistan, Pakistan, Rusia, Tajikistan dan Uzbekistan dengan Iran akan segera bergabung.

Terpisah, hubungan Riyadh yang semakin erat dengan Beijing telah meningkatkan kekhawatiran keamanan di Amerika Serikat, sekutu tradisionalnya. Washington mengatakan, upaya-upaya China untuk menggunakan pengaruhnya di seluruh dunia tidak akan mengubah kebijakan AS terhadap Timur Tengah. Washington mengatakan, mereka akan tetap menjadi mitra aktif di kawasan ini.