Presiden Zelensky Sebut Jika Bakhmut Jatuh, Vladimir Putin akan 'Menjual' Kemenangan ke Barat, China hingga Iran
Presiden Volodymyr Zelensky. (Sumber: President.gov.ua)

Bagikan:

JAKARTA - Presiden Volodymyr Zelensky mengatakan, kemenangan di Bakhmut akan membuat Rusia memiliki kesempatan membangun dukungan internasional untuk kesepakatan yang bisa membuat Ukraina melakukan kompromi yang tidak dapat diterima.

"Jika Bakhmut jatuh ke tangan pasukan Rusia, presiden mereka, Vladimir Putin, akan "menjual kemenangan ini ke Barat, ke masyarakatnya, ke China, ke Iran," kata Presiden Zelensky wawancara dengan The Associated Press, seperti dilansir 29 Maret.

"Jika dia mencium bahwa kita lemah, dia akan mendorong, mendorong, mendorong," lanjut Presiden Zelensky yang menggunakan Bahasa Inggris.

Lebih lanjut, Presiden Zelensky menyadari, keberhasilannya sejauh ini menghadapi invasi Rusia sebagian besar disebabkan oleh gelombang dukungan internasional, terutama dari Amerika Serikat dan Eropa Barat.

Menariknya, Presiden Zelensky tidak menepis kekhawatiran perang yang saat ini berlangsung, dapat dipengaruhi oleh pergeseran kekuatan politik di Washington, merujuk pada Pemilu AS tahun 2024.

"Amerika Serikat benar-benar memahami bahwa jika mereka berhenti membantu kami, kami tidak akan menang," katanya dalam wawancara tersebut.

Perjalanan kereta api yang dikalibrasi dengan cermat oleh sang presiden merupakan perjalanan yang luar biasa melintasi daratan melalui sebuah negara yang sedang berperang. Ia menggunakan perjalanan itu untuk membangun moral, membawa pengaruhnya yang cukup besar ke daerah-daerah yang dekat dengan garis depan.

"Kita tidak boleh kehilangan langkah karena perang adalah sebuah kue, potongan-potongan kemenangan. Kemenangan-kemenangan kecil, langkah-langkah kecil," sebutnya.

Komentar Presiden Zelensky menyiratkan, kekalahan dalam pertempuran yang telah berlangsung selama 7 bulan di Bakhmut, akan lebih bersifat kekalahan politik yang mahal daripada kekalahan taktis.

Dia memperkirakan, tekanan dari kekalahan di Bakhmut akan datang dengan cepat, baik dari komunitas internasional maupun di dalam negaranya sendiri.

Sejauh ini, ia mengatakan tidak merasakan tekanan itu. Komunitas internasional sebagian besar telah bersatu di sekitar Ukraina setelah invasi Rusia pada 24 Februari 2022. Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah pemimpin dunia silih berganti mengunjungi Presiden Zelensky di Ukraina.