Politikus PDIP Doakan Mahfud MD Tak Direshuffle Jokowi Gara-Gara Gaduh Rp349 Triliun di Kemenkeu
Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Johan Budi (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Anggota Komisi III DPR dari Fraksi PDIP Johan Budi, mendoakan Menko Polhukam Mahfud MD agar tidak direshuffle Presiden Joko Widodo buntut kegaduhan transaksi mencurigakan Rp349 triliun di lingkungan Kementerian Keuangan (Kemenkeu) usai disampaikan ke publik.

Awalnya, Johan Budi mengaku terkejut lantaran di akhir pernyataan Mahfud MD dalam RDPU bersama Komisi III DPR, Rabu, 29 Maret, Ketua Komite Koordinasi Nasional Pencegahan dan Pemberantasan TPPU itu merasa kasihan kepada Menkeu Sri Mulyani karena menyampaikan persoalan transaksi janggal di lembaga tak sesuai fakta.

"Saya terkejut Pak Mahfud menyatakan begini 'kasihan bu Sri Mulyani, apa yang disampaikan bu Sri Mulyani di depan Komisi XI itu tidak berdasarkan fakta. Apa benar pak Mahfud mengatakan begitu tadi? benar ya?," ujar Johan Budi dalam rapat.

"Ini ada dua hal pak, pak Jokowi percaya Menkopolhukam, saya yakin pak jokowi juga percaya Sri Mulyani. Berarti yang bohong siapa ini?," lanjutnya.

Menurut politikus PDIP itu, persoalan transaksi janggal di Kemenkeu bukan persoalan yang ecek-ecek. Namun, persoalan Rp349 triliun ini adalah persoalan yang serius.

"Ketika pak Mahfud pada 8 Maret menyatakan ada Rp300 triliun transaksi mencurigakan di Kemenkeu, PBNU sampai mengajak (tak bayar pajak) karena statement pak Mahfud tidak terlalu jauh dengan kasus yang sedang ramai dibicarakan. Opini publik pasti mengarah ke pajak sehingga di medsos banyak ajakan untuk memboikot pajak, ini kan sudah ada kegaduhan yang perlu diluruskan," beber Johan.

"Kemudian ketika rapat dengan PPATK, saya sengaja tidak tanya karena saya anggap sudah antiklimaks karena bu Sri Mulyani sudah konpers," tambahnya  

Johan pun jadi mempertanyakan urgensi pemanggilan Mahfud ke Komisi III DPR. Sebab menurutnya, dalam rapat hari ini juga tidak jelas apa status Rp349 triliun yang disebut bukan potensi korupsi tapi pencucian uang.

"Jadi manggil pak Mahfud keperluannya apa? Karena saya kira untuk membuat terang Rp349 triliun itu. Terangkah Rp349 itu? Belum terang pak, tidak ada yang bapak sampaikan, yang bapak bilang agregat tadi belum clear, Rp349 itu apa yang terjadi pak kita belum tahu. Karena itu ini perlu tindak lanjut harus clear Rp349 T itu. Saya dukung pak Mahfud membuka seluas-luasnya Rp349 T ini agar publik juga tahu," tegas Johan Budi.

Mantan juru bicara Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) itu pun mempertanyakan dasar Mahfud menyebut TPPU di Kemenkeu ini bukan masuk perkara korupsi. Sebab sepengetahuannya, korupsi bisa terjadi apabila sudah ada pidana asalnya yakni pencucian uang.

"Saya awam hukum dibanding dengan pak Mahfud, tapi saya pernah bekerja di lembaga soal hukum sehingga ketika ada statement ada transaksi mencurigakan TPPU bukan korupsi, sudah disimpulkan bukan korupsi, dirjen di kemenkeu nyatakan bukan korupsi, siapa yang sebetulnya berhak menentukan itu bukan korupsi? Sepanjang yang saya tahu TPPU itu ada yang namanya pidana asal. Nah pidana asal bisa berasal dari korupsi, jangan disimpulkan tidak ada korupsi di sana, jadi pak Mahfud saya ingin tahu apa dasar dari pernyataan bahwa Rp349 triliun itu bukan korupsi," kata Johan Budi.  

Mantan Jubir Presiden itu pun mengingatkan Mahfud MD agar hati-hati menyimpan 'rahasia' baik lembaga maupun perorangan. Hal itu, kata dia, agar tidak terjadi kegaduhan di ruang publik.

"Saya memahami perasaan pak Mahfud sehingga di awal agak emosi. Saya mengingatkan apakah itu anggota komisi III, menkopolhukam, kepala PPATK, semua punya kotoran pak, punya sisi gelap mungkin ketika kita berkuasa tidak ada yang berani usik itu. Saya punya kesempatan kerja di lembaga sehingga saya tahu kotoran-kotoran orang tapi saya simpan saja," kata Johan.

"Jadi saya minta temen temen Komisi III jangan ancam-ancam, pak Mahfud juga jangan ngancam juga, karena menjadi anggota DPR cuma 5 tahun itu pun kalau nggak di PAW, jadi menkopolhukam jug gitu belum tentu 5 tahun loh, kalau di reshuffle," tambahnya.

Johan lantas mendoakan Mahfud agar tidak terkena reshuffle. Sebab sebagai mantan juru bicara presiden, Jokowi tidak suka dengan menteri yang gaduh.

"Saya pernah jadi jubir Jokowi, pak Jokowi paling nggak suka sama menteri yang berdebat di luar, langsung direshuffle, tentu saya berdoa pak Mahfud tidak direshuffle gara-gara ini," ucap Johan Budi.

"Karena saya kenal betul pak Mahfud orang nya lurus, sangat berani. Kalau saya lihat di publik, semua dukung pak Mahfud, saya juga karena yang disampaikan pak Mahfud itu sejalan dengan apa kemauan publik, bongkar aja," imbuhnya.