Bagikan:

JATENG - Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka mengatakan pihaknya berkomitmen penuh menjadi salah satu kota di Indonesia yang siap menggelar pertandingan Piala Dunia U20 2023.

Putra Presiden Joko Widodo itu justru berang dengan kepala daerah yang putar haluan menolak jadi tuan rumah meski sebelumnya telah meneken government guarantee pada awal 2022.

"Satu saja. Kalau dipermalahkan, harusnya protes dari dulu-dulu. Kenapa baru sekarang [setelah Timnas Israel lolos Piala Dunia U20], harusnya dari dulu," kata Gibran, dikutip dari kanal YouTube Berita Surakarta, Selasa 28 Maret.

Gibran menekankan harusnya kepala daerah yang keberatan wilayahnya jadi tuan rumah menyatakan jauh hari ketidaksetujuannya bukan mendekati agenda drawing Piala Dunia U20 yang akhirnya dibatalkan FIFA.

Agenda drawing itu dibatalkan menyusul adanya penolakan dari Gubernur Bali I Wayan Koster terhadap keikutsertaan Timnas Israel.

"Kalau tidak mau jadi tuan rumah ya tidak usah. Kok protesnya baru sekarang," ujarnya.

Gibran pun merasa iba dengan Ketua Umum PSSI sekaligus Menteri BUMN Erick Thohir yang telah mempersiapkan Indonesia menjadi tuan rumah Piala Dunia U20.

Erick diketahui sempat memenuhi undangan Presiden FIFA Gianni Infantino di Doha, Qatar pada akhir 2022. Kedatangan Erick dengan Menpora kala itu, Zainudin Amali, demi membahas persiapan Piala Dunia U-20 di Indonesia agar berjalan lancar.

Demi kembali memuluskan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20 usai adanya isu penolakan Timnas Israel, Erick bakal bertolak ke markas FIFA di Swiss dalam waktu dekat. Erick akan meredakan isu dan melakukan pendekatan dengan petinggi FIFA.

"(Pak Erick) ke Doha, Swiss. Kasihan Pak Ketum (PSSI). Kalau saya komitmen dengan segala konsekuensinya. Saya sudah tanda tangan komitmen," ujarnya.

"Sudah keluar anggaran kok baru protes!" sambung Gibran.

Adapun peluit tanda dimulainya laga Piala Dunia U20 2023 sedianya dibunyikan pada 20 Mei. Deretan pertandingan kemudian akan berakhir pada 11 Juni.