JAKARTA - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memecat Menteri Pertahanan Yoav Gallant pada Hari Minggu, yang memicu protes massa, sehari setelah Gallant memutuskan untuk tidak mendukung pemerintah dan mendesak dihentikannya rencana perombakan sistem peradilan.
Ketika berita pemecatan tersebut menyebar, puluhan ribu pengunjuk rasa, banyak yang mengibarkan bendera biru dan putih Israel, turun ke jalan pada larut malam di seluruh negeri. Massa berkumpul di luar rumah Netanyahu di Yerusalem, mencoba menerobos barisan keamanan.
Sekitar tiga bulan sejak menjabat, koalisi nasionalis-religius PM Netanyahu telah terjerumus ke dalam krisis karena perpecahan yang ditimbulkan oleh rencana perombakan peradilan.
"Keamanan negara tidak bisa menjadi kartu dalam permainan politik. Netanyahu melewati garis merah malam ini," kata para pemimpin oposisi Yair Lapid dan Benny Gantz dalam sebuah pernyataan bersama, melansir Reuters 27 Maret.
Mereka meminta para anggota Partai Likud Netanyahu untuk tidak terlibat dalam "penghancuran keamanan nasional."
Dalam mengumumkan pemecatan Gallant, kantor PM Netanyahu tidak menyebutkan nama penggantinya atau memberikan rincian lainnya.
"Perdana Menteri Benjamin Netanyahu telah memutuskan malam ini untuk memberhentikan Menteri Pertahanan Yoav Gallant," kata pernyataan tersebut.
Tak lama kemudian, Gallant (64) menulis di Twitter: "Keamanan negara Israel selalu dan akan selalu menjadi misi hidup saya."
PM Netanyahu mengambil keputusan untuk memecat Gallant, setelah mantan laksamana angkatan laut itu memperingatkan pada Hari Sabtu, rencana perombakan tersebut berisiko "ancaman yang jelas, langsung dan nyata terhadap keamanan negara" dan menyerukan agar rencana tersebut dihentikan.
"Pada saat ini, demi negara kita, saya bersedia mengambil risiko apa pun dan membayar harga berapa pun," sebut Gallant dalam pidatonya di televisi.
PM Netanyahu bertindak sebagai tanggapan pada Minggu malam, ketika ia siap untuk meratifikasi bagian utama dari paket perombakan, sebuah rancangan undang-undang yang akan memperketat kontrol politik atas penunjukan peradilan, memberikan kebebasan yang lebih luas kepada eksekutif untuk menunjuk hakim-hakim di Mahkamah Agung.
Awal bulan ini, Presiden Isaac Herzog memperingatkan negara tersebut menghadapi "bencana", kecuali jika konsensus yang lebih luas dapat dicapai tentang bagaimana merombak peradilan.
Namun, PM Netanyahu telah bersumpah untuk melanjutkan proyek yang ia katakan diperlukan untuk mengendalikan para hakim aktivis, mengembalikan keseimbangan yang tepat antara pemerintah terpilih dan peradilan.
Sementara itu, polisi menggunakan meriam air untuk mendorong para pengunjuk rasa mundur dari kediaman Netanyahu di Yerusalem. Sedangkan di Tel Aviv, di mana ratusan ribu orang telah turun ke jalan sejak awal tahun, para pengunjuk rasa menyalakan beberapa api unggun di jalan raya utama.
Protes semakin berkurang seiring berjalannya malam, dan akhirnya polisi dengan paksa menyingkirkan kerumunan kecil yang menolak untuk membubarkan diri.
Tidak segera jelas apakah protes-protes tersebut akan mempengaruhi taktik pemerintah. Setidaknya, tiga menteri dari Partai Likud mengatakan secara terbuka, sudah waktunya untuk mengevaluasi kembali strategi mereka dan mereka akan mendukung penghentian legislasi, jika Netanyahu memutuskan untuk melakukannya.
BACA JUGA:
Sementara, kepala komite parlemen yang memutuskan undang-undang tersebut mengatakan bahwa diskusi akan dilanjutkan pada hari Senin.
Dalam beberapa minggu terakhir, para pejabat senior Kementerian Keuangan telah memperingatkan akan adanya reaksi ekonomi dan para pemimpin bisnis telah membunyikan alarm untuk masa depan perusahaan mereka.
Menambah tekanan, kepala federasi buruh Histadrut, organisasi payung bagi ratusan ribu pekerja sektor publik, mengatakan bahwa ia "heran" dengan pemecatan Gallant dan menjanjikan sebuah pengumuman yang "dramatis" pada Hari Senin.