DENPASAR - Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Provinsi Bali mempersiapkan pelaksanaan pengamanan pada malam pawai ogoh-ogoh dalam rangkaian perayaan Hari Suci Nyepi di Kota Denpasar pada 21 Maret 2023.
Kepala Satpol PP Bali Nyoman Rai Dharmadi mengatakan 50 personel Satpol PP provinsi yang akan diturunkan untuk melakukan penjagaan pada Hari Pangerupukan.
"Pasti diturunkan tim khusus. Kalau provinsi memang ada konsentrasi malam pawai ogoh-ogoh di wilayah Catur Muka maupun Renon. Kita Catur Muka dan Renon karena tim di kabupaten/kota sudah mengerahkan anggotanya di titik vital lain yang berpotensi (timbul masalah)," katanya, Sabtu, 18 Maret.
Satpol PP akan menjalankan tugas pengamanan bersama aparat kepolisian dan militer serta pecalang dari masing-masing desa adat.
Pada masa sebelum pandemi COVID-19, Rai mengatakan, Catur Muka dan Renon biasanya menjadi daerah konsentrasi peserta pawai sehingga konflik rawan muncul.
"Kadang saat Hari Pangerupukan ini, namanya juga anak muda, begitu semangat mengiringi ogoh-ogoh kemudian ada bergesekan dengan yang lain, jadi bisa saja terjadi keributan. Ini hal biasa, tapi sejauh ini tidak sampai mengganggu seluruh kegiatan, tapi namanya antisipasi," imbuhnya.
BACA JUGA:
Dia mengatakan tidak ada larangan khusus yang diberlakukan bagi pengunjung pada malam pawai ogoh-ogoh.
Namun, dia mengimbau warga tidak melakukan tindakan yang bisa mengganggu pengunjung lain, seperti menggunakan suar atau alat yang bisa mengeluarkan asap.
"Asal tidak mengganggu yang lain tidak mengapa, apalagi untuk mendukung proses pawai. Tapi asap-asap itu kalau di ogoh-ogoh saat bersama di Catur Muka kan mengganggu yang lain, sementara yang lain juga berkepentingan melaksanakan dengan hikmat," katanya.
Rai berharap pawai ogoh-ogoh pada Hari Pangerupukan dapat berjalan tertib dan aman.
"Ini kali kedua setelah 2022 dibuka kesempatan untuk pawai. (Tahun) 2022 masyarakat patuh dan tertib karena ini bagian dari warisan nenek moyang. Kita masyarakat Bali sangat menjaga betul, karena kita bertumpu pada pariwisata. Jadi ketika ada dampak negatif dengan ini saya kira pariwisata bisa terganggu," katanya.