Bagikan:

JAKARTA - Moskow memperingatkan Washington pada hari Rabu untuk menjauhi wilayah udaranya, setelah pesawat tak berawak AS yang dicegat oleh jet-jet Rusia jatuh di Laut Hitam, konfrontasi langsung pertama antara kedua negara adidaya sejak Rusia menginvasi Ukraina.

Washington dan Moskow saling menyalahkan atas insiden tersebut, yang terjadi di ruang udara internasional di dekat wilayah yang diklaim telah dianeksasi oleh Rusia dari Ukraina.

Moskow menyebutnya sebagai bukti bahwa Amerika Serikat secara langsung berpartisipasi dalam perang, sedangkan Washington menyebutnya sebagai tindakan kecerobohan Rusia.

Rusia mengatakan akan mencoba untuk menemukan puing-puing pesawat tak berawak tersebut dari laut. Sementara, Washington mengatakan puing-puing tersebut mungkin tidak akan pernah ditemukan, dan langkah-langkah telah diambil untuk memastikan bahwa Rusia tidak dapat memperoleh informasi intelijen dari puing-puing tersebut.

"Amerika terus mengatakan mereka tidak ikut serta dalam operasi militer. Ini adalah konfirmasi terbaru bahwa mereka secara langsung berpartisipasi dalam kegiatan ini, dalam perang," kata Sekretaris Dewan Keamanan Kremlin Nikolai Patrushev, melansir Reuters 15 Maret.

Diberitakan sebelumnya, militer AS mengatakan dua pesawat tempur Su-27 Rusia telah mendekati salah satu pesawat tak berawak MQ-9 Reaper dalam sebuah misi pengintaian di atas perairan internasional.

Pesawat-pesawat tempur itu mengganggu drone tersebut dan menyemprotkan bahan bakar ke arahnya, sebelum salah satu pesawat memotong baling-baling drone tersebut, menyebabkannya jatuh ke laut.

"Insiden ini menunjukkan kurangnya kompetensi selain tidak aman dan tidak profesional," kata James B. Hecker, komandan angkatan udara AS di Eropa.

Terpisah, juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan para pejabat AS telah mengatakan kepada Duta Besar Rusia Anatoly Antonov, Moskow harus lebih berhati-hati.

"Pesannya adalah: Jangan lakukan ini lagi," tegasnya.

Menurut keterangan Rusia, tidak ada tabrakan. Pesawat tak berawak itu jatuh setelah melakukan "manuver-manuver tajam", yang "dengan sengaja dan provokatif" terbang mendekati wilayah udara Rusia. Moskow mengerahkan pesawat tempurnya untuk mengidentifikasinya.

"Aktivitas militer AS yang tidak dapat diterima di dekat perbatasan kami sangat memprihatinkan," sebut Duta Besar Antonov dalam sebuah pernyataan, menuduh Washington menggunakan pesawat tak berawak untuk "mengumpulkan informasi intelijen yang kemudian digunakan oleh rezim Kyiv untuk menyerang angkatan bersenjata dan wilayah kami".

"Mari kita ajukan pertanyaan retoris: jika, misalnya, sebuah pesawat tak berawak penyerang Rusia muncul di dekat New York atau San Francisco, bagaimana Angkatan Udara dan Angkatan Laut AS bereaksi?" katanya, menyerukan kepada Washington untuk "berhenti melakukan serangan mendadak di dekat perbatasan Rusia".

Kremlin mengatakan, tidak ada kontak tingkat tinggi dengan Washington atas insiden tersebut, menggambarkan hubungan bilateral sebagai "sangat disesalkan".

Terpisah, Kyiv mengatakan bahwa insiden tersebut menunjukkan Moskow bersedia untuk "memperluas zona konflik" dan melibatkan negara-negara lain.

Diketahui, Amerika Serikat melakukan penerbangan pengawasan rutin di ruang udara internasional di wilayah tersebut. Amerika Serikat telah mendukung Ukraina dengan bantuan militer senilai puluhan miliar dolar, namun mengatakan pasukannya tidak terlibat langsung dalam perang, yang digambarkan oleh Moskow sebagai konflik melawan kekuatan gabungan Barat.