KPU Kepri Petakan Ulang TPS Pemilu 2024 di Pulau Serasan Pascabencana Longsor
Penyandang disabilitas berpartisipasi memilih di TPS saat Pilkada Jember, 9 Desember 2020. (ANTARA-HO- Perpenca Jember)

Bagikan:

NATUNA - Komisi Pemilihan Umum (KPU) bergerak memetakan ulang tempat pemungutan suara (TPS) untuk Pemilu 2024 di Pulau Serasan, Natuna, Provinsi Kepulauan Riau (Kapri). Upaya itu menyusul Pulau Serasan baru saja diterjang longsor.

"Kami sudah mulai memerintahkan KPU Kabupaten Natuna untuk melaporkan kondisi warga di lokasi tanah longsor tersebut. Data tersebut kemungkinan baru dapat diberikan setelah kondisi pulih," kata Ketua KPU Provinsi Kepri Sriwati di Tanjungpinang, Kamis 9 Maret, disitat Antara.

Sriwati mengungkapkan, penataan TPS dilakukan setelah KPU Natuna melaporkan kondisi di Serasan. Bila warga tidak lagi tinggal di Desa Pangkalan, Serasan, maka TPS harus dipindah sesuai dengan tempat tinggal mayoritas warga. Pada prinsipnya, penetapan TPS harus mudah dijangkau pemilih.

"Berdasarkan informasi yang kami terima, ada dua TPS di lokasi bencana tersebut," tuturnya.

Anggota KPU Provinsi Kepri Arison menambahkan bahwa pendataan terhadap pemilih untuk menetapkan TPS. Jumlah pemilih di Desa Pangkalan berkurang karena ada warga yang memiliki hak pilih meninggal dunia.

Sampai saat ini, petugas gabungan masih mencari para korban di lokasi tanah longsor.

"Jajaran KPU Kabupaten Natuna akan berkoordinasi dengan petugas lapangan setelah kondisi kembali pulih," katanya.

Arison bilang, pihaknya tidak akan menggantikan petugas pemutakhiran data pemilih (pantarlih) di Desa Pangkalan yang meninggal dunia. Hal itu karena pantarlih tersebut telah menyelesaikan tugas sebelum berakhir masa jabatan pada tanggal 15 Februari 2023.

"Terkait dengan anggota panitia pemungutan suara (PPS) staf Sekretariat PPK yang belum ditemukan tersebut, kami masih menunggu perkembangan hasil pencarian. Kami berharap segera ditemukan dalam kondisi baik," ucapnya.

Tim Gabungan Tanggap Bencana Serasan dan Serasan Timur melaporkan pihaknya menemukan 21 orang dalam kondisi meninggal dunia setelah tertimbun tanah longsor. Sementara itu, 35 orang lainnya dilaporkan hilang oleh pihak keluarga.

Tiga orang korban dalam kritis, satu di antaranya meninggal dunia saat dibawa dengan kapal menuju Rumah Sakit Ranai. Sementara itu, 1.216 orang korban masih mengungsi di sejumlah tempat yang disiapkan pemerintah.