14 Warga Pontianak Jadi Korban Jatuhnya Sriwijaya Air SJ-182, Keluarga Tes DNA untuk Antemortem
Sejumlah prajurit TNI AL melakukan pencarian korban dan puing pesawat Sriwijaya Air SJ 182 di perairan Kepulauan Seribu, Jakarta (ANTARA)

Bagikan:

JAKARTA - Sebanyak 14 warga Kota Pontianak, Kalimantan Barat, menjadi penumpang pesawat Sriwijaya Air SJ-182 yang jatuh di Kepulauan Seribu. Sejumlah keluarga sudah menjalani tes DNA untuk keperluan antemortem identifikasi korban oleh tim DVI Polri.

“Sementara ini yang pasti ada 14 warga Kota Pontianak. Sejak tadi malam (keluarga) sudah berada di posko crisis center (bandara) Supadio untuk mendapatkan informasi. Tadi pagi beberapa keluarga diambil sampel darah untuk antemortem, tes DNA,” kata Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono dalam wawancara yang dikutip dari siaran Kompas TV, Minggu, 10 Januari. 

Kolega Wali Kota Pontianak juga masuk dalam daftar penumpang. Edi Rusdi berharap pencarian korban segera membuahkan hasil.

“Kita dari pemerintah Kota Pontianak menyampaikan duka sedalam-dalamnya kepada keluarga korban. Kita memberikan semangat (keluarga) untuk bisa menerima musibah ini dengan tabah dan kita juga berharap para korban bisa ditemukan secepatnya sehingga ada kejelasan dan kita berharap tidak terulang tidak lagi musibah seperti ini,” sambung dia.

Sebelumnya Kabasarnas Bagus Puruhito di Jakarta menyampaikan hasil temuan dari operasi pencarian tim gabungan per pukul 19.20 WIB, Minggu, 10 Januari.

“Kita mendapatkan 10 kantong yang berisi serpihan atau potongan dari badan pesawat. (Ada) 16 bagian atau potongan besar dari pesawat. 10 kantong jenazah bagian dari korban dan 5 potong pakaian,” kata Bagus di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Minggu, 10 Januari. 

Kabasarnas memastikan operasi SAR pencarian korban dan black box Sriwijaya Air SJ-182 berlangsung 24 jam. Untuk besok, pencarian akan diperluas areanya ke pesisir.

“Rencana kita besok kita masih melaksanakan operasi di daerah yang sama dengan metode permukaan laut dan bawah permukaan dengan sedikit melebarkan area pencarian menambah ke pesisir karena arus laut menuju arah pesisir,” kata Kabasarnas Bagus dalam jumpa pers terkini di posko JICT2, Tanjung Priok, Jakarta, Minggu, 10 Januari. 

Untuk pencarian di bawah permukaan laut akan dikonsentrasikan untuk evakuasi terhadap korban pesawat rute Jakarta-Pontianak yang jatuh Sabtu, 9 Januari itu.

“Di sisi lain kita sekaligus melaksanakan pencarian blacx box bersama KNKT, mudah-mudahan misi kita besok berjalan lancar,” kata Bagus. 

“Operasi SAR berlangsung 24 jam secara teknis bisa dengan pemantauan bisa bergantian secara shift . Dua puluh menit lagi akan masuk ke kita sea rider membawa partikel yang ditemukan,” sambung dia. 

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 take off dari Bandara Soekarno-Hatta, pukul 14.36 WIB, Sabtu, 9 Januari. Satu menit kemudian pesawat tujuan Pontianak berada di ketinggian 1.700 kaki dan diizinkan naik ke ketinggian 29 ribu kaki dengan mengikuti standar instrumen.

“Pukul 14.40 Sriwijaya tidak ke arah 075 derajat melainkan ke barat laut, oleh karenanya ditanya ATC untuk melaporkan arah pesawat. Tidak lama kemudian, dalam hitungan seconds, SJY 182 hilang dari radar,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, Sabtu, 9 Januari.radar,” kata Menhub Budi Karya Sumadi, Sabtu, 9 Januari.

Ada 62 orang penumpang termasuk kru pesawat Sriwijaya Air SJ-182. Dari total penumpang itu, ada 7 anak-anak dan 3 bayi.

Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 sempat tertunda (delay) keberangkatannya pada Sabtu, 9 Januari selama 30 menit. Alasannya hujan deras mengguyur.

Terkait