Bagikan:

JAKARTA - Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng memperingatkan pada Hari Senin, pihaknya harus waspada tahun ini terkait masuknya militer China ke dekat wilayah mereka, di tengah meningkatnya ketegangan militer di Selat Taiwan.

China telah meningkatkan aktivitas militernya di sekitar Taiwan dalam beberapa tahun terakhir, termasuk 'serangan' angkatan udara hampir setiap hari ke zona identifikasi pertahanan udara pulau itu.

Namun, Taiwan belum melaporkan adanya insiden pasukan China memasuki zona tambahannya, yaitu 24 mil laut (44,4 km) dari pantainya. Tapi, Taipei telah menembak jatuh pesawat tak berawak sipil yang memasuki wilayah udaranya di dekat sebuah pulau, di lepas pantai China tahun lalu.

Menjawab pertanyaan dari anggota parlemen, Menteri Chiu mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) mungkin mencari alasan untuk memasuki wilayah yang dekat dengan wilayah udara dan laut teritorial Taiwan, saat pulau itu meningkatkan pertukaran militernya dengan Amerika Serikat, yang memicu kemarahan Beijing.

Dia mengatakan, PLA mungkin tiba-tiba masuk ke zona bersebelahan Taiwan dan mendekati ruang teritorialnya, yang didefinisikan pulau itu sebagai 12 mil laut dari pantainya.

"(Saya) secara khusus membuat komentar ini tahun ini, artinya mereka membuat persiapan seperti itu," kata Menteri Chiu, melansir Reuters 6 Maret.

"Ke depan, mereka akan menggunakan kekerasan jika mereka benar-benar harus melakukannya," tandasnya.

Sebagai tanggapan, juru bicara Kementerian Luar negeri China Mao Ning mengatakan pada pengarahan harian, Beijing "akan mengambil tindakan tegas untuk mempertahankan kedaulatan dan integritas teritorialnya."

Diketahui, Taiwan telah berjanji untuk menggunakan haknya untuk membela diri dan melakukan serangan balik jika angkatan bersenjata China memasuki wilayahnya.

Chiu mengatakan China ingin "membuat masalah dengan dalih tertentu", menambahkan itu mungkin termasuk kunjungan yang dilakukan oleh pejabat senior pemerintah asing atau kontak militer Taiwan yang sering dengan negara lain.

Ditanya oleh seorang anggota parlemen apakah Amerika Serikat berencana untuk menyimpan beberapa peralatan militernya di Taiwan, Menteri Chiu mengatakan diskusi semacam itu sedang berlangsung, tetapi menolak menjelaskan lebih lanjut.

Chiu mengungkapkan, PLA mengirim sekitar 10 pesawat atau kapal ke daerah dekat Taiwan setiap hari. Beberapa melintasi garis median Selat Taiwan, yang secara tradisional berfungsi sebagai penyangga tidak resmi, hampir setiap hari, katanya.

Ditambahkannya, sejak China meninggalkan perjanjian diam-diam tentang pergerakan militer di Selat, Taiwan telah membuat persiapan untuk "menembakkan tembakan pertama" jika entitas China, termasuk drone atau balon, memasuki ruang teritorialnya.