Antisipasi Ketegangan dengan China, Taiwan Tingkatkan Latihan Tempur dan Menembak Pasukan Cadangan
Ilustrasi latihan pasukan khusus Taiwan. (Wikimedia Commons/總統府)

Bagikan:

JAKARTA - Kementerian Pertahanan Taiwan mengumumkan akan meningkatkan pelatihan pasukan cadangannya, termasuk meningkatkan latigan pertempuran dan penembakan, seiring dengan peningkatan ketegangan dengan China.

Tak hanya itu, China juga meningkatkan aktivitas militernya di dekat wilayah Taiwan selama beberapa kurun waktu terakhir, membuat Taiwan bersiaga.

Ketegangan antara Taiwan dan China, yang mengklaim pulau demokrasi itu sebagai wilayah berdaulat, telah meningkat dalam beberapa pekan terakhir karena Beijing meningkatkan tekanan militer, termasuk misi penerbangan di zona identifikasi pertahanan udara Taiwan (ADIZ) berulang kali oleh pesawat temput China.

Menteri Pertahanan Taiwan Chiu Kuo-cheng bulan lalu menggambarkan situasi itu sebagai "yang paling serius" dalam lebih dari 40 tahun terakhir, mendesak pengeluaran militer tambahan untuk senjata buatan sendiri.

Mulai tahun depan, Taiwan meningkatkan latihan pasukan cadangannya, termasuk penyegaran wajib yang akan ditingkatkan menjadi 14 hari dari saat ini lima hingga tujuh hari.

"(Tujuannya) untuk secara efektif meningkatkan kemampuan tempur pasukan cadangan," sebut Kementerian Pertahanan dalam sebuah pernyataan, mengutip Reuters 2 November.

"Pasukan cadangan akan diminta untuk menggandakan jumlah peluru yang mereka tembakkan dalam latihan menembak. Sementara, pelatihan tempur akan diperpanjang menjadi 56 jam dari semula 12 jam atau setengah hari," tambah pernyataan tersebut.

Nantinya, program baru akan diterapkan pada sekitar 13 persen dari 110.000 cadangan yang direncanakan kementerian untuk dilatih tahun depan, sebelum keputusan lebih lanjut dapat dibuat apakah akan memperluasnya.

Untuk diketahui, Taiwan secara bertahap telah beralih dari tentara wajib militer ke pasukan profesional yang didominasi sukarelawan. Tetapi, Reuters melaporkan tahun lalu peralihan itu merepotkan dan telah menyebabkan likuidasi sekitar 2,31 juta kekuatan pasuakn cadangan.

Dengan China menyebut Taiwan harus diambil dengan paksa, jika perlu. Taiwan menegaskan mereka negara merdeka, akan mempertahankan kebebasan dan demokrasinya, menyalahkan China atas ketegangan yang terjadi.