Tak Gentar dengan Jet Tempur China, Menteri Pertahanan Taiwan: Kami Mampu Melakukan Tindakan Balasan
Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng mendampingi Presiden Taiwan Tsai Ing-wen meninjau kamp militer di Distrik Jinlioujie, Yilan. (Wikimedia Commons/總統府)

Bagikan:

JAKARTA - Militer China berusaha melemahkan angkatan bersenjata Taiwan dengan misi berulang di dekatnya, tetapi Taiwan mampu merespons, kata Menteri Pertahanan Taipei pada Hari Senin setelah ketegangan baru terkait aktivitas angkatan udara China.

Taiwan mengerahkan pesawat tempur lagi pada Hari Minggu, setelah 27 pesawat Angkatan Udara China kembali memasuki zona identifikasi pertahanan udara, atau ADIZ.

"Niat mereka perlahan-lahan habis, untuk memberi tahu Anda bahwa kami memiliki kekuatan ini," kata Menteri Pertahanan Chiu Kuo-cheng kepada wartawan di sela-sela rapat parlemen untuk anggota parlemen, ketika ditanya tentang serangan terbaru, mengutip Reuters 29 November.

"Pasukan nasional kami telah menunjukkan bahwa, meskipun Anda mungkin memiliki kekuatan ini, kami mampu melakukan tindakan balasan," imbuh Menhan Taiwan.

Taiwan mengeluhkan misi berulang oleh Angkatan Udara China selama setahun terakhir, tepatnya di dekat pulau yang diperintah secara demokratis tersebut dan di ADIZ, bukan wilayah teritorialnya, tetapi area yang lebih luas yang dipantau dan patroli Taiwan yang bertindak untuk memberikan lebih banyak waktu untuk menanggapi setiap ancaman.

Taiwan, yang diklaim Beijing sebagai wilayah miliknya dan tidak mengesampingkan mengambil dengan paksa, menyebut aktivitas China sebagai perang "zona abu-abu".

Menteri Chiu yang menggambarkan situasinya sebagai "sangat serius", mengatakan Taiwan akan terus menganalisis jenis pesawat yang digunakan China untuk menginformasikan rencana masa depan.

Untuk diketahui, misi China terbaru termasuk 18 jet tempur ditambah lima pembom H-6 berkemampuan nuklir, serta, yang luar biasa, sebuah pesawat pengisian bahan bakar udara Y-20, kata Kementerian Pertahanan Taiwan.

Pembom dan enam pesawat tempur terbang ke selatan Taiwan ke Selat Bashi yang memisahkan pulau itu dari Filipina, kemudian keluar ke Pasifik sebelum kembali ke China, menurut peta yang disediakan kementerian.

Pesawat-pesawat itu disertai dengan pesawat pengisian bahan bakar, menunjukkan China mengisi bahan bakar pesawat tempur jarak pendek, kendati keterampilan angkatan udara negara itu masih berlatih untuk mengasah kemampuan melakukan serangan jauh dari pantai China.