JAKARTA - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menegaskan pihaknya tidak akan provokatif menyikapi aksi latihan militer China di dekat wilayahnya, tetapi akan mengambil tindakan tegas, menyatakan negaranya tidak gentar.
China mengerahkan sejumlah pesawat dan menembakkan rudal langsung di dekat Taiwan pada hari Kamis dalam latihan terbesarnya di Selat Taiwan, sehari setelah Ketua Dewan Perwakilan Rakyat AS Nancy Pelosi melakukan perjalanan solidaritas ke pulau yang memiliki pemerintahan sendiri itu.
Militer China mengkonfirmasi beberapa penembakan rudal konvensional di perairan Taiwan, sebagai bagian dari latihan yang direncanakan di enam zona yang akan berlangsung hingga Minggu siang.
Televisi China CCTV menyebut, latihan militer kali ini melibatkan lebih dari 100 pesawat, termasuk jet tempur dan pembom dan lebih dari 10 kapal perang.
Dikatakan bahwa rudal yang ditembakkan oleh China terbang tinggi ke atmosfer dan tidak mengancamnya, menanggapi kekhawatiran publik tentang apakah mereka melewati pulau utama Taiwan.
"Kolusi dan provokasi AS-Taiwan hanya akan mendorong Taiwan ke jurang bencana, membawa malapetaka bagi rekan-rekan Taiwan," kata juru bicara Kementerian Pertahanan China, melansir Reuters 5 Agustus.
Sementara itu, Taiwan mengatakan 11 rudal balistik Dongfeng China telah ditembakkan di perairan terdekat, pertama kali sejak tahun 1996.
Para pejabat Taiwan mengatakan latihan itu melanggar aturan PBB, menginvasi ruang angkasa dan mengancam navigasi udara dan laut bebas. Telah memerintah sendiri sejak 1949, ketika komunis Mao Zedong mengambil alih kekuasaan di Beijing setelah mengalahkan nasionalis Kuomintang (KMT) Chiang Kai-shek dalam perang saudara, mendorong pemerintah yang dipimpin KMT untuk mundur ke pulau itu.
BACA JUGA:
Menanggapi latihan China, Presiden Tsai Ing-wen mengatakan Taiwan tidak akan memprovokasi konflik, tetapi akan dengan tegas mempertahankan kedaulatan dan keamanan nasionalnya.
"Taiwan tidak akan pernah dirobohkan oleh tantangan," tegas Tsai dalam pesan video yang direkam kepada orang-orang Taiwan.
"Kami tenang dan tidak terburu-buru, kami rasional dan tidak provokatif, tapi kami juga akan tegas dan tidak syirik," sambungnya.
Terpisah, Gedung Putih mengutuk langkah China sebagai "tidak bertanggung jawab" dan mengatakan pihaknya memperkirakan Beijing akan terus bereaksi dalam beberapa hari mendatang.
"Tindakan provokatif Beijing adalah eskalasi yang signifikan dan upaya jangka panjangnya untuk mengubah status quo," ujar juru bicara keamanan nasional AS John Kirby.