JAKARTA – Kepala Staf Kepresidenan Dr Moeldoko berharap majelis-majelis dzikir tetap khidmat sebagai bagian dari kegiatan keagamaan di masyarakat, tanpa memiliki muatan-muatan politis yang membebani. Moeldoko menyampaikan ini, pada acara Haul Akbar Majelis Dzikir Al Khidmah, di Masjid Istiqlal Jakarta, Minggu 5 Maret.
“Seperti majelis dzikir Al Khidmah ini. Meski dihadiri tokoh ormas politik dan pejabat negara, tapi kegiatan berlangsung tanpa muatan-muatan politis,” kata Moeldoko.
Moeldoko menyampaikan, keberadaan majelis-majelis dzikir sangat penting untuk memperkuat persatuan Indonesia yang memiliki keragaman suku, adat, budaya, bahasa, dan agama.
“Sebab majelis seperti ini bersifat inklusif dan terbuka bagi siapapun yang ingin menempuh perjalanan mendekat kepada Allah SWT, tanpa membedakan baju dan kulit luar,” tegasnya.
Pada kesempatan itu, Panglima TNI 2013-2015 ini juga memohon kepada seluruh jamaah, untuk tidak henti-hentinya mendoakan bangsa dan negara agar bisa melewati berbagai tantangan dan ancaman global dengan baik.
“Lingkungan global saat ini menghadapi krisis pangan, energi, dan keuangan. Untuk itu saya memohon doanya, agar Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden KH. Ma'ruf Amien bisa melewati tantangan itu tanpa ada hambatan,” pungkas Moeldoko.
BACA JUGA:
Sebagai informasi, perhelatan Haul Akbar Majelis Dzikir Al Khidmah di Masjid Istiqlal, dihadiri oleh kalangan habaib, kyai, alim ulama, dan diikuti oleh lebih dari dua ribu jamaah dari berbagai kota di Indonesia.
Majelis Dzikir Al Khidmah sendiri didirikan oleh KH. Ahmad Asrori Al Ishaqi pada 25 Desember 2005, dan berpusat di Pondok Pesantren Al Fitrah Kedinding, Surabaya.