Bagikan:

JAKARTA -  Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) mengajak satuan pendidikan pesantren untuk turut serta menjadi agen kontranarasi melalui penyebaran dakwah yang rahmatan lil alamin guna mencegah generasi muda terpapar ideologi yang menyimpang.

"Kami harap pesantren menyebarkan narasi-narasi dan dakwah-dakwah Islam rahmatan lil alamin untuk memagari para santri khususnya, dan pemuda generasi penerus bangsa agar tidak terpropaganda ideologi radikal intoleran," kata Kepala BNPT Komjen Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima Antara di Jakarta, Sabtu, 25 Februari.

Peran pesantren, kata Boy, sangat penting dan vital mengingat saat ini paparan (paham radikal) yang paling tinggi adalah melalui sosial media. Bahkan, dengan media sosial bisa menjadi radikal dengan sendirinya membaca konten yang menyimpang.

Jenderal bintang tiga tersebut mengatakan bahwa pesantren memiliki peran penting sebagai garda depan lembaga pendidikan berbasis agama untuk meluruskan pemahaman yang keliru, dan menghindari penyalahgunaan yang mengatasnamakan agama sebagai alat propaganda pemecah belah persatuan.

Dalam menciptakan rasa aman bagi kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dari gangguan paham radikal intoleran, BNPT melakukan sinergi dengan banyak pihak tidak terkecuali dengan Majelis Permusyawaratan Pengasuh Pesantren se-Indonesia (MP3I).

Lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) pada tahun 1988 tersebut mengatakan bahwa kolaborasi pencegahan paham radikal dan intoleran dapat berjalan dengan baik serta diwujudkan melalui aksi nyata.

"Tujuannya dalam rangka melindungi kepentingan negara dan bangsa sehingga tercipta rasa aman bagi masyarakat," ujar dia.

Selama ini BNPT RI telah melakukan banyak aksi nyata dalam melibatkan generasi muda, termasuk para santri, untuk pencegahan paham radikal intoleran.

BNPT juga telah beberapa kali memberikan pelatihan kepada para santri berupa pengenalan dan pembuatan konten serta narasi positif dalam rangka memperkuat nilai persatuan dan kesatuan.