JAKARTA - Amerika Serikat tidak memiliki niat bermusuhan terhadap Korea Utara, di sisi lain Pyonyang terus melakukan provokasi, kata seorang juru bicara Departemen Luar Negeri pada Hari Senin.
Pernyataan tersebut muncul setelah Pyongyang mengutip apa yang diklaimnya sebagai permusuhan Washington terhadap negara itu, sambil memperingatkan bahwa provokasi AS terhadap Korut akan dianggap sebagai deklarasi perang.
"DPRK-lah yang berkali-kali pada tingkat yang belum pernah terjadi sebelumnya terlibat dalam provokasi, termasuk beberapa uji coba sistem ICBM (rudal balistik antarbenua), rudal balistik lainnya, serta aktivitas provokatif lainnya yang telah menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan keamanan di Indo- Pasifik dan, dalam beberapa hal, bahkan lebih dari itu," kata Sekretaris Pers Departemen Luar Negeri Ned Price dalam konferensi pers harian, seperti melansir Korea Times 28 Februari.
"Bahkan ketika kami telah menunjukkan ancaman yang kami dan mitra kami hadapi dari program-program ini dan provokasi berbahaya ini, kami telah memperjelas bahwa kami tidak memiliki niat bermusuhan terhadap DPRK," tambahnya.
DPRK adalah singkatan dari Republik Demokratik Rakyat Korea, nama resmi Korea Utara.
Diketahui, Korea Utara melakukan 69 uji coba rudal balistik sepanjang tahun 2022, menandai rekor baru rudal balistik yang ditembakkan dalam satu tahun.
Di sisi lain, Pyongyang secara berkala menuduh AS memprovokasi Korea Utara dengan melakukan latihan militer bersama Korea Selatan dan Jepang, yang diklaim sebagai latihan yang ditujukan untuk menyerang Korea Utara.
Price mencatat, Amerika Serikat telah menawarkan untuk berbicara langsung dengan Korea Utara selama lebih dari setahun.
"Kami telah memperjelas kesediaan kami untuk terlibat dalam pembicaraan langsung dengan DPRK tanpa prasyarat untuk membantu mewujudkan, untuk memajukan prospek denuklirisasi lengkap Semenanjung Korea," papar Price.
BACA JUGA:
Dia menambahkan Korea Utara, "di sisi lain, hanya terlibat dalam provokasi demi provokasi dan telah berulang kali menolak tawaran diplomatik kami."
Price juga menegaskan kembali komitmen berkelanjutan AS untuk menemukan solusi diplomatik, dengan mengatakan "tawaran diplomatik tetap ada".
"Kami ingin kesempatan untuk membahas masalah ini secara langsung jika itu yang diinginkan, tetapi kami percaya pada diplomasi, bahkan seperti yang telah kami jelaskan, dalam perkataan dan perbuatan, bahwa kami akan mendukung komitmen keamanan yang kami miliki kepada sekutu perjanjian kami, ke Jepang, ke Republik Korea, ke sekutu kami di seluruh dunia," tandasnya, mengacu pada Korea Selatan dengan nama resminya.