JAKARTA - Sebuah drone pengintai medan perang berukuran kecil telah menunjukkan efisiensi maksimal dalam misi operasi khusus selama operasi militer khusus di Ukraina, kata Direktur Pemasaran dan Pengembangan RBS-Garpiya Igor Alekseev.
Perusahaan itu telah memasok drone medan perang, untuk digunakan di zona operasi militer khusus sejak Mei 2022.
"Drone ini telah bekerja dengan sangat baik dalam misi tim operasi khusus. Kemampuan bertahan hidup drone mencapai 90 persen," jelas Alekseev seperti melansir TASS 16 Februari.
"Ini bukan sekadar drone dengan konsol operasi. Kita berbicara tentang pendekatan komprehensif untuk pengintaian udara dalam kondisi cuaca buruk di bawah pengaruh alat bantu perang radio-elektronik, siang dan malam dalam radius hingga 10 km, dengan opsi untuk memperbaiki dan mengonfigurasikannya di lapangan hanya dengan perlengkapan peralatan yang diperlukan minimal," paparnya.
"Drone ini sangat baik untuk pengintaian medan selama operasi khusus, membidik artileri, dan menghilangkan tenaga kerja bergerak musuh melalui pengiriman dan menjatuhkan muatan khusus," tandas eksekutif itu.
Terpisah, CEO Badan Ekspor Senjata Rusia Rosoboronexport Alexander Mikheev mengatakan, Rusia sedang mengawasi pengembangan sistem pesawat tanpa awak dan promosinya di pasar global, di sela-sela pameran udara internasional Aero India 2023.
"Rusia menaruh perhatian besar pada pengembangan sistem tak berawak dan promosinya di pasar global. Interaksi dengan mitra asing membantu bisnis domestik untuk lebih memahami kebutuhan mereka dan mengembangkan area yang menjanjikan ini," terang Mikheev.
BACA JUGA:
"Di Aero India 2023, Rosoboronexport mempresentasikan sistem multifungsi dengan drone Orlan-10E, sistem dengan UAV Orlan-30 dan sistem serangan pengintaian dengan drone Orion-E jarak jauh," tandas Mikheev.
Menurutnya, seiring dengan peningkatan drone militer dan peningkatan peran mereka di medan perang, pengembangan sistem penanggulangan terhadap drone militer juga sedang dilakukan.
"Peralatan semacam itu diperlukan tidak hanya di masa perang, karena drone sipil kecil pun dapat menimbulkan bahaya besar bagi fasilitas seperti bandara dan langit di atasnya," tambahnya.