Ayah Gadis Korban Tewas Akibat Flu Burung Juga Positif Terinfeksi Virus, Otoritas Kamboja Lakukan Tes Kontak Dekat
Ilustrasi pemeriksaan unggas. (Wikimedia Commons/USAID Vietnam)

Bagikan:

JAKARTA - Kamboja telah menguji sedikitnya 12 orang untuk mengetahui apakah mereka terinfeksi flu burung jenis H5N1, kata Kementerian Kesehatan, setelah seorang anak perempuan berusia 11 tahun meninggal dunia minggu ini akibat virus tersebut, yang merupakan penularan pertama ke manusia di negara itu dalam hampir satu dekade terakhir.

Ayah korban, yang merupakan bagian dari kelompok yang berhubungan dekat dengan gadis itu di sebuah provinsi di sebelah timur ibukota Phnom Penh, dinyatakan positif terjangkit virus tersebut namun tidak menunjukkan gejala apapun, Menteri Kesehatan Mam Bunheng mengatakan dalam sebuah pernyataan pada Hari Jumat, melansir Reuters 24 Februari.

Lebih lanjut, pernyataan itu tidak mengungkapkan hasil tes orang lain dalam kelompok tersebut, tidak merinci bagaimana ayah korban tertular virus yang umumnya dikenal sebagai flu burung.

Kasus gadis itu adalah infeksi pertama yang diketahui pada manusia dengan jenis H5N1 di negara Asia Tenggara tersebut sejak tahun 2014, kata Menteri Bunheng pada Hari Kamis.

Gadis dari Provinsi Prey Veng itu didiagnosa menderita flu burung, setelah jatuh sakit dengan demam tinggi dan batuk pada 16 Februari, terang pernyataan itu.

Ketika kondisinya memburuk, ia dipindahkan ke Rumah Sakit Anak Nasional di Phnom Penh, namun meninggal pada Hari Rabu, sebut kementerian kesehatan.

Sejak awal tahun lalu, flu burung telah melanda peternakan di seluruh dunia, yang menyebabkan kematian lebih dari 200 juta unggas karena penyakit ini atau pemusnahan massal, demikian ungkap World Organisation for Animal Health (WOAH) baru-baru ini.

Sementara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada awal bulan ini mencatat adanya penyebaran influenza H5N1 pada mamalia, namun mengatakan bahwa risiko terhadap manusia tetap rendah.

H5N1 telah menyebar di antara unggas dan burung liar selama 25 tahun, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan pada sebuah briefing, namun laporan terbaru tentang infeksi pada cerpelai, berang-berang, dan anjing laut "harus dipantau secara ketat".

Sedangkan otoritas kesehatan Kamboja mendesak masyarakat untuk tidak memegang hewan dan burung yang mati atau sakit. Serta menghubungi hotline jika ada yang menduga mereka telah terinfeksi oleh penyakit ini.