Perang Ukraina Belum Selesai, Mantan Presiden Rusia Lontarkan Ide Memundurkan Perbatasan Negara yang Ancam Keamanannya
Dmitry Medvedev. (Wikimedia Commons/Bashkortostan.ru)

Bagikan:

JAKARTA - Mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan pada Hari Jumat, satu-satunya cara bagi Moskow untuk memastikan perdamaian yang langgeng dengan Ukraina adalah dengan memundurkan perbatasan negara-negara yang mengancam keamanannya sejauh mungkin, bahkan jika itu berarti perbatasan Polandia yang merupakan anggota NATO.

Medvedev, yang kini menjabat sebagai wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menyampaikan komentar tersebut dalam sebuah pesan di akun Telegram-nya, tepat setahun setelah Rusia mengirimkan puluhan ribu tentara ke Ukraina untuk "operasi militer khusus", guna melindungi para penutur bahasa Rusia dan memastikan keamanannya sendiri.

Ukraina mengatakan, mereka sedang mempertahankan diri dari perang agresi gaya kolonial yang tidak beralasan, bersumpah untuk merebut kembali semua wilayahnya dengan paksa, termasuk Krimea, yang dicaplok Rusia pada tahun 2014.

Medvedev, sekutu Presiden Vladimir Putin, pada Hari Jumat meramalkan, Rusia akan menang dan semacam perjanjian pada akhirnya akan mengakhiri pertempuran.

"Kemenangan akan tercapai. Kita semua ingin hal itu terjadi sesegera mungkin. Dan hari itu akan tiba," kata Medvedev, melansir Reuters 24 Februari.

Dia memperkirakan negosiasi yang sulit dengan Ukraina dan Barat akan terjadi dan akan berujung pada "semacam kesepakatan."

Namun, ia mengatakan kesepakatan itu tidak akan memiliki apa yang disebutnya "kesepakatan mendasar tentang perbatasan yang sebenarnya" dan tidak akan menjadi pakta keamanan Eropa yang menyeluruh, sehingga sangat penting bagi Rusia untuk memperluas perbatasannya sekarang.

"Itulah mengapa sangat penting untuk mencapai semua tujuan dari operasi militer khusus ini. Untuk mendorong mundur perbatasan yang mengancam negara kita sejauh mungkin, bahkan jika itu adalah perbatasan Polandia," terang Medvedev.

Diketahui, Polandia berbagi perbatasan timur yang panjang dengan Ukraina dan dengan sekutu Rusia, Belarusia, serta perbatasan sekitar 200 km (125 mil) di sudut timur lautnya dengan daerah kantong Rusia, Kaliningrad.

Setiap pelanggaran di perbatasan Polandia akan membawa Rusia untuk pertama kalinya ke dalam konflik langsung dengan NATO. Presiden AS Joe Biden berjanji dalam pidatonya di Warsawa minggu ini, untuk mempertahankan setiap inci wilayah NATO jika diserang.

Diketahui, Medvedev (57) telah mengadopsi nada yang semakin hawkish dan melakukan serangkaian intervensi blak-blakan sejak perang dimulai, dengan beberapa analis politik menilai ia adalah salah satu orang yang mungkin suatu hari nanti akan dipertimbangkan oleh Presiden Putin sebagai penggantinya.