Bagikan:

JAKARTA - Air India mencatat rekor kesepakatan pembelian pesawat, saat memborong 470 unit pesawat jet buatan Airbus dan Boeing, seiring dengan kebangkitan maskapai India tersebut di bawah pemilik baru Grup Tata.

Kesepakatan tersebut terdiri dari 220 pesawat dari Boeing 250 dari Airbus, mengalahkan rekor sebelumnya untuk satu maskapai penerbangan, saat Air India bersaing dengan raksasa domestik IndiGo untuk melayani apa yang akan segera menjadi populasi terbesar di dunia.

Presiden AS Joe Biden menyebut perjanjian itu "bersejarah" dan mendiskusikannya melalui telepon dengan Perdana Menteri India Narendra Modi.

Pesanan Airbus mencakup 210 pesawat berbadan sempit A320neo dan 40 pesawat berbadan lebar A350, yang akan digunakan Air India untuk menerbangi "rute ultra-panjang", kata Chairman Tata N. Chandrasekaran, melansir Reuters 15 Februari.

Sementara, Boeing akan memasok 190 seri 737 MAX, 20 seri 787 Dreamliners dan 10 seri mini-jumbo 777X.

Bersama dengan 25 jet Airbus lainnya yang akan disewa, akuisisi keseluruhan mencapai 495 jet, kata seorang eksekutif Airbus.

Kebangkitan maskapai di bawah konglomerat Tata, bertujuan untuk memanfaatkan pertumbuhan basis penerbang India dan diaspora besar di seluruh dunia.

CEO baru Campbell Wilson bekerja untuk menghidupkan kembali reputasinya sebagai maskapai penerbangan kelas dunia, menghilangkan citranya sebagai maskapai yang lambat dengan armada yang menua dan layanan yang buruk.

Para pemimpin India dan Prancis menyoroti pentingnya politik dan ekonomi dari kesepakatan yang melibatkan maskapai penerbangan nasional.

"Kesepakatan penting ini menunjukkan, seiring dengan pendalaman hubungan antara India dan Prancis, keberhasilan dan aspirasi sektor penerbangan sipil di India," kata PM Narendra Modi dalam seremoni melalui tautan video dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron.

"Pencapaian ini menunjukkan bahwa Airbus dan semua mitra Prancisnya berdedikasi penuh untuk mengembangkan area baru dengan India," sambung Presiden Macron.

Sedangkan Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak mengatakan, kesepakatan itu akan menciptakan lapangan kerja baru.

"Selain kesepakatan ini dengan ukuran yang belum pernah terjadi sebelumnya, itu juga sangat rumit," kata Wilson dalam sebuah catatan kepada karyawan.

Chairman Chandrasekaran mengatakan, Airbus dan Tata sedang mengerjakan kemitraan yang lebih besar, termasuk ambisi "untuk membawa manufaktur pesawat komersial di masa depan".

Sumber industri mengatakan, India telah berulang kali melobi Airbus untuk menambahkan jalur perakitan akhir di negara itu, menyamai pabrik di Cina utara, tetapi pembuat pesawat itu sejauh ini menolak gagasan tersebut karena alasan keuangan dan industri.

Diketahui, pesanan Air India melampaui rekor sebelumnya yang dicatatkan oleh American Airlines, untuk 460 pesawat Airbus dan Boeing lebih dari satu dekade lalu, tepatnya pada tahun 2011.

Rencananya, untuk gelombang pertama akan tiba 25 pesawat Boeing 737 MAX baru dan enam Airbus A350 pada paruh kedua tahun 2023, dengan pengiriman yang benar-benar meningkat pada tahun 2025 dan seterusnya.