Bagikan:

MANADO - Pos Pengamatan Gunung Api Karangetang mencatat aktivitas guguran lava dari Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara, hingga kini masih tinggi setelah terjadinya erupsi beberapa hari lalu.

"Hal ini ditandai dengan kepulan asap putih keabuan dan kecoklatan tipis sampai agak tebal yang memanjang di aliran guguran lava," kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Karangetang Yudia Prama Tatipang dikutip ANTARA, Rabu, 22 Februari.

Yudia mengatakan guguran lava dari puncak kawah utama Gunung Karangetang ke Kali Batuawang dan Kahetang lebih kurang 750 sampai 1.500 meter. Sedangkan guguran lava ke Kali Batang sekitar 750 hingga 1.800 meter, kemudian ke Kali Timbelang dan Beha Barat lebih kurang 750 sampai 1.500 meter.

Secara visual, tambah Yudia, asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis hingga sedang dan tinggi 150 meter di atas puncak kawah.

Terekam sebanyak satu kali gempa tektonik jauh dengan amplitudo 15 milimeter, S-P: 25 detik dengan durasi 78 detik. Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo 3-7 milimeter (dominan 3 milimeter).

"Seismogram didominasi gempa guguran. Hingga kini status Gunung Karangetang masih siaga level III," katanya.

Yudia berharap masyarakat tetap mengikuti rekomendasi yang dikeluarkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian ESDM untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.

Hingga kini sebanyak 28 kepala keluarga yang tinggal di Kulu dan Kola-Kola, Kelurahan Bebali, Kecamatan Siau Timur, Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulut, masih diungsikan setelah terjadinya erupsi Gunung Karangetang beberapa hari lalu.