SULUT - Aktivitas gempa guguran Gunung Berapi Karangetang cenderung menurun. Hal itu berdasarkan pengamatan terkini aktivitas gunung di Sulawesi Utara (Sulut) tersebut.
"Memang saat ini secara visual Gunung Karangetang tertutup kabut, aktivitas guguran lava sering tidak terlihat," kata Ketua Pos Pengamatan Gunung Berapi (PGA) Karangetang, Yudia P Tatipang di Manado, Rabu 26 Juli, disitat Antara.
Yudia menjelaskan berdasarkan pengamatan enam jam mulai pukul 00.00-06.00 WITA pada hari ini, Rabu 26 Juli, gempa guguran di Karangetang berjumlah 10 kali.
Frekuensi kegempaan ini relatif menurun dibandingkan dengan periode enam jam sehari sebelumnya, periode pukul 06.00-12.00 WITA sebanyak 51 kali gempa guguran dan periode pukul 12.00-18.00 WITA sebanyak 40 kali gempa guguran.
"Memang tipikal dari Gunung Karangetang kadang-kadang dalam seminggu menurun (gempa guguran), pekan berikutnya kembali meningkat," ujarnya.
BACA JUGA:
Meski menunjukkan kecenderungan frekwensi gempa guguran, namun warga diharapkan tetap mematuhi radius bahaya yang telah rekomendasikan oleh Badan Geologi.
Semisal, tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona prakiraan bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral ke arah barat daya dan tenggara sejauh 3,5 kilometer.
"Mari tetap berhati-hati, apalagi status Gunung Karangetang masih siaga level III," ujarnya.
Potensi ancaman saat ini adalah terjadinya awan panas guguran akibat penumpukan material di puncak atau lereng serta banjir material vulkanik apabila musim hujan.