Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono menyebut pihaknya telah menjalankan instruksi Presiden Joko Widodo kepada pemerintah daerah (pemda) untuk mengantisipasi dampak fenomena El Nino.

Jokowi menginginkan pemda mengucurkan lebih banyak pemberian bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat. Heru menjelaskan, Pemprov DKI pun telah menyalurkan berbagai program jaring pengaman sosial.

"Pemda DKI kan udah banyak bantuan jaminan sosialnya. Pemda DKI sudah mengeluarkan 17,8 triliun setiap tahun dengan 17 item bantuan. Misalnya, anak-anak yang dapat KJP," kata Heru saat ditemui di Kepulauan Seribu, Selasa, 25 Juli.

Menurut Heru, bantuan sosial Pemprov DKI yang disalurkan pun telah sesuai dengan data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS) dengan penerima yang berasal dari kelompok tidak mampu.

"Artinya semua berdasarkan data. Nanti kan by name by address. Kemarin kan ada yang nanya juga bantuan berat, kita fasilitasi semuanya. (seperti) apa yang diinginkan oleh pemerintah pusat," urai Heru.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta BUMN dan pemerintah daerah (Pemda) untuk memperkuat dan memperbanyak anggaran pemberian bantuan sembako kepada masyarakat sebagai langkah mengantisipasi dampak fenomena cuaca El Nino.

Sebab, El Nino bisa mengakibatkan sejumlah daerah lebih mengalami kekeringan, sehingga berpotensi gagal panen.

"Kalau bisa memang punya anggaran bantuan sembako ke masyarakat diperkuat, diperbanyak. Karena apa, kita menghadapi El Nino yang tidak bisa kita hitung karena itu menyangkut iklim, sehingga harus didahulukan," kata Presiden Jokowi usai meninjau pasar rakyat di Lapangan Rampal Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 24 Juli.

Menurut Jokowi, anggaran penyediaan bantuan sembako harus didahulukan karena menyangkut dampak El Nino yang berpotensi mengganggu ketahanan pangan.

Selain memperkuat bantuan sembako, Jokowi juga telah memerintahkan para kepala daerah untuk memperbanyak pasar-pasar murah di daerah.

Jokowi berharap agar pasar murah dan bantuan sembako didahulukan terhadap daerah-daerah yang lebih memerlukan jika El Nino sudah mengganggu kesehatan masyarakat.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.

Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan dengan pada 2020, 2021, dan 2022.