Waspada El Nino, Pemprov DKI Minta Warganya Tanam Pangan Sendiri
Ilustrasi. Warga Cipete di Jakarta memanfaatkan rumahnya yang memiliki lantai 2 beralaskan dak beton untuk bercocok tanam pada Kamis, 14 November 2019. (Antara-Aprillio A)

Bagikan:

JAKARTA - Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian (KPKP) DKI Jakarta Suharini Eliawati meminta warga Ibu Kota turut menanam bahan pangan yang dianggap mudah untuk panen.

Hal ini menindaklanjuti instruksi Presiden Joko Widodo agar mengantisipasi dampak fenomena El Nino di Indonesia.

"Setiap hari silakan saja menanam, toh bibitnya kita siapkan. Cabai, terong, itu kan yang mudah cepat panen, umur 3 bulan sudah panen," kata Suharini kepada wartawan, Mingu, 30 Juli.

Pemprov DKI, ucap Eli, juga telah menjalankan program pembagian bibit tanaman kepada masyarakat. Hal ini diharapkan bisa menjadi alternatif sumber pangan dari masyarakat itu sendiri.

Mengingat, 98 persen pangan Jakarta berasal dari luar daerah yang dibeli untuk di jual kepada masyarakat Ibu Kota.

"Kita membagikan seluruh bibit-bibit tanaman pangan. Tidak hanya tanaman pangan, kita juga membagi bibit ikan untuk mempercepat pengurangan penurunan angka stunting. Itu juga menjadi bagian intervensi dari Pemprov DKI Jakarta dalam hal ini Dinas KPKP," urai Suharini.

Di sisi lain, Suharini menyebut Pemprov DKI juga menguatkan kerja sama daerah untuk menghindari kelangkaan stok pengiriman pangan yang masuk Jakarta akibat gagal panen.

"Penguatan kerja sama antar daerah itu menjadi sangat penting. Jadi memang kita benar benar menjalin hubungan baik dengan daerah-daerah sekitar. Kenapa? Kita adalah daerah daerah yang memang bener bener daerah konsumen," ungkap Suharini.

"Alhamdulillah sesungguhnya daerah-daerah penyangga kita sudah melakukan. Kita dibantu oleh BUMD pangan kita selain melakukan training, dalam food sessions, kita juga melakukan kontrak farming," tambahnya.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo meminta BUMN dan pemerintah daerah (pemda) untuk memperkuat dan memperbanyak anggaran pemberian bantuan sembako kepada masyarakat sebagai langkah mengantisipasi dampak fenomena cuaca El Nino.

Sebab, El Nino bisa mengakibatkan sejumlah daerah lebih mengalami kekeringan, sehingga berpotensi gagal panen.

"Kalau bisa memang punya anggaran bantuan sembako ke masyarakat diperkuat, diperbanyak. Karena apa, kita menghadapi El Nino yang tidak bisa kita hitung karena itu menyangkut iklim, sehingga harus didahulukan," kata Presiden Jokowi usai meninjau pasar rakyat di Lapangan Rampal Kota Malang, Jawa Timur, Senin, 24 Juli.

Menurut Jokowi, anggaran penyediaan bantuan sembako harus didahulukan karena menyangkut dampak El Nino yang berpotensi mengganggu ketahanan pangan.

Selain memperkuat bantuan sembako, Jokowi juga telah memerintahkan para kepala daerah untuk memperbanyak pasar-pasar murah di daerah.

Jokowi berharap agar pasar murah dan bantuan sembako didahulukan terhadap daerah-daerah yang lebih memerlukan jika El Nino sudah mengganggu kesehatan masyarakat.

Berdasarkan prakiraan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), fenomena El Nino dan Indian Ocean Dipole (IOD) Positif saling menguatkan sehingga membuat musim kemarau tahun ini dapat menjadi lebih kering dan curah hujan pada kategori rendah hingga sangat rendah.

Jika biasanya curah hujan berkisar 20 mm per hari, pada musim kemarau ini angka tersebut menjadi sebulan sekali atau bahkan tidak ada hujan sama sekali.

Puncak kemarau kering ini diprediksi akan terjadi pada Agustus hingga awal September dengan kondisi akan jauh lebih kering dibandingkan dengan pada 2020, 2021, dan 2022.