JAKARTA - Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menaikkan status Gunung Karangetang di Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara, yang sebelumnya level II atau waspada menjadi level III atau siaga.
"Hasil evaluasi aktivitas vulkanik secara visual dan kegempaan menunjukkan terjadi peningkatan aktivitas," kata Pelaksana Tugas Kepala Badan Geologi Muhammad Wafid dalam keterangan dilansir ANTARA, Rabu, 8 Februari.
Wafid menjelaskan Gunung Karangetang sering berawan hingga mendung kadang tertutup kabut selama Januari 2023.
Saat cuaca cerah terlihat asap kawah utama putih dan kelabu dengan intensitas tipis hingga tebal dengan tinggi berkisar antara 25 sampai 150 meter di atas puncak. Dari kawah II terlihat asap kawah putih tipis hingga tebal tinggi maksimum 75 meter.
Pada malam hari teramati api diam hanya di tubuh kubah kawah utara. Guguran terjadi, namun secara visual jarak dan arah luncuran tidak teramati.
Pada 1-7 Februari 2023, Gunung Karangetang sering berawan hingga mendung kadang tertutup kabut selama periode pemantauan visual tersebut.
Saat cuaca cerah teramati asap kawah utama berwarna putih sedang dengan tinggi sekitar 100 meter di atas puncak. Sedangkan, kawah utara teramati asap berwarna putih sedang dengan tinggi sekitar 50 meter di atas kubah, api diam pada tubuh kubah masih terjadi.
"Guguran terjadi dari kawah utama meluncur ke Kali Batuawang dan Kali Batang sejauh 800 meter serta ke Kali Beha barat sejauh sekitar 1.000 meter dari puncak," jelas Wafid.
Sepanjang Januari 2023, jenis gempa yang terekam berupa 71 kali gempa guguran, 52 kali gempa hembusan, delapan kali tremor non-harmonik, 94 kali gempa hybrid atau fase banyak, 19 gempa vulkanik dangkal, 152 gempa vulkanik dalam, 44 kali gempa tektonik lokal, 10 kali gempa terasa, dan 371 kali gempa tektonik jauh.
Pada periode 1-7 Februari 2023, Badan Geologi merekam ada peningkatan aktivitas kegempaan berupa 162 kali gempa guguran, 54 kali gempa hembusan, 66 kali gempa fase banyak, tiga kali gempa vulkanik dangkal, 23 kali gempa vulkanik dalam, tiga kali gempa tektonik lokal, satu kali gempa terasa, dan 42 kali gempa tektonik jauh.
"Aktivitas Gunung Karangetang dinaikkan dari level II menjadi level III terhitung mulai tanggal 8 Februari 2023 pukul 16:00 WIB (17.00 WITA)," kata Wafid.
Berdasarkan evaluasi Badan Geologi, pengamatan visual terhadap tinggi kolom asap masih belum menunjukkan adanya perubahan yang signifikan, tinggi kolom asap umumnya masih berkisar antara 50 hingga 150 meter di atas puncak.
Namun, kejadian guguran pada kawah utama semakin meningkat sejak 4 Februari 2023. Guguran lava meluncur ke arah kali Batang, kali Batuawang serta kali Beha barat sejauh sekitar 1.000 meter dari puncak, sinar api masih belum tampak, suara gemuruh guguran lava kadang terdengar di pos pengamatan gunung api.
BACA JUGA:
Kondisi kawah utara masih tampak adanya api diam pada tubuh kubah lava, asap kawah belum mengalami perubahan yang signifikan.
Merujuk data instrumental, gempa guguran menunjukkan peningkatan sejak 18 Januari 2023, dan semakin meningkat pada 6 Februari 2023, sehingga terekam sebanyak 43 kejadian.
Pada 7 Februari 2023, gempa guguran meningkat menjadi 62 kejadian per hari. Kondisi terjadinya guguran yang meningkat menunjukkan peningkatan suplai magma ke permukaan yang menyebabkan penambahan material kubah dan juga ketidakstabilan pada kubah lava.
"Pergerakan magma ke permukaan dalam laju rendah ini kemungkinan akan diikuti dengan terjadinya erupsi efusif," ucap Wafid.
Gunung Karangetang merupakan gunung api bertipe strato dengan ketinggian mencapai 1.784 meter di atas permukaan laut. Secara administratif, Gunung Karangetang berada di Pulau Siau yang termasuk ke dalam wilayah Kabupaten Sitaro, Provinsi Sulawesi Utara.
Gunung Karangetang diamati secara visual dan instrumental dari pos pengamatan gunung api yang berlokasi di Desa Salili, Kabupaten Sitaro, Sulawesi Utara.