SULUT - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Kabupaten Kepulauan Sitaro meminta masyarakat mematuhi radius bahaya Gunung Karangetang meski erupsinya terjadi pada awal Februari 2023.
"Warga yang dievakuasi sudah dipulangkan, tapi masih bersifat sementara. Artinya apabila meningkat lagi aktivitas Gunung Karangetang, warga bisa dievakuasi ke tempat yang lebih aman," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sitaro, Sonny Belseran di Manado, Sulawesi Utara (Sulut), Rabu 30 Agustus, disitat Antara.
Dia mengatakan, meski aktivitas Gunung Karangetang relatif menurun, namun guguran lava sering terjadi dan sesekali mengarah ke Kali Kahetang dan Kali Keting.
Di Kali Kahetang terdapat permukiman yang rawan yaitu warga kampung Tampungan, Kelurahan Tarorane, sementara di Kali Keting warga kampung Basaha, Kelurahan Tatahadeng.
"Kami terus mengimbau warga berhati-hati ketika kembali ke kampung halaman dan melakukan aktivitas," ajaknya.
BACA JUGA:
Berdasarkan laporan Pos PGA Karangetang periode pukul 00.00 WITA hingga 06.00 WITA hari ini, secara visual tubuh gunung tampak jelas hingga berkabut, sementara asap kawah bertekanan lemah hingga sedang teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dengan ketinggian 25 meter di atas puncak kawah.
Sinar api kawah satu dan dua lebih kurang 10 meter, guguran lava pijar dari puncak kawah satu sesekali terjadi ke arah Kali Batuawang dan Kali Kahetang sekitar 1.000-1.500 meter.
Terekam sebanyak tiga kali gempa guguran dengan amplitudo antara 15-30 milimeter, durasi antara 76-125 detik, satu kali gempa embusan amplitudo lima milimeter selama tujuh detik.
Pos PGA juga merekam satu kali gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 10 milimeter, S-P : 0 detik, selama sembilan detik, serta satu kali gempa tektonik jauh amplitudo 30 milimeter, S-P : 12 detik, durasi 52 detik.
"Tremor menerus (microtremor) terekam dengan amplitudo antara 0,5 milimeter hingga satu milimeter, dominan 0,5 milimeter. Sementara tingkat aktivitas saat ini siaga level tiga," tandasnya.