Pemkab Boyolali: Penyakit Kulit Berbentol Tidak Pengaruhi Stok Daging
Seorang dokter hewan dari Puskeswan Disnakkan saat mmeberikan vaksinasi kepada sapi di Desa Bawu Kecamatan Kemusu Kabupaten Boyolali/ANTARA

Bagikan:

BOYOLALI - Pemerintah Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, memperkirakan adanya kasus Lumpsy Skin Disease (LSD) atau penyakit kulit berbentol yang menyerang hewan ternak sapi tidak mempengaruhi stok daging sapi di wilayah ini.

"Kasus LSD di Boyolali dampaknya belum signifikan karena persentase yang terkena dengan populasi ternak sapi masih sedikit," kata Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Boyolali Lusia Dyah Suciati di Boyolali, Antara, Rabu, 15 Februari. 

Lusia Dyah Suciati mengatakan populasi hewan ternak sapi di Boyolali hingga Februari ini mencapai 160.431 ekor yang terdiri atas sapi potong sebanyak 99.727 ekor dan sapi perah 60.604 ekor.

"Sehingga, persediaan daging menjelang Ramadan tahun masih aman. Kami berharap kasus LSD di Boyolali segera teratasi sehingga tidak sampai menurunkan stok daging memasuki Ramadhan," katanya.

Kasus suspek LSD di Boyolali sudah menyebar ke 20 kecamatan dari 22 kecamatan di Boyolali dan dua wilayah yang masih bebas kasus LSD yakni Selo dan Sawit.

Disnakkan Boyolali sudah melakukan penanganan dengan cara pengobatan ternak berdasarkan laporan masyarakat.

Pihaknya juga melakukan sosialisasi ke daerah kecamatan yang memang banyak sekali laporan LSD atau masuk zona merah LSD seperti di Kecamatan Juwangi, Wonosamodro, Andong, Simo, Cepogo, Boyolali kota dan Mojosongo.

Sementara itu, Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakkan Boyolali dokter hewan Afiany Rifdania menambahkan kasus LSD di Boyolali masih bertambah.

Jumlah kasus suspek LSD di daerah ini, hingga Rabu (15/2) ini, bertambah 67 kasus sehingga totalnya menjadi 1.417 kasus.

Jumlah tersebut ada yang dinyatakan positif 32 ekor. Ternak sembuh dari LSD sebanyak 34 ekor dan sisa kasus suspek menjadi 1.383 ekor.

Pihaknya dalam penanganan kasus LSD di Boyolali selain melakukan pengobatan dan sosialisasi kepada masyarakat juga melaksanakan vaksinasi untuk ternak yang sudah sehat.

Jumlah hewan ternak sapi yang sudah dilakukan vaksinasi untuk mengantisipasi penyakit LSD ada sebanyak 3.717 sasaran (ekor) yang tersebar di 22 wilayah kecamatan di kabupaten itu.

"Penanganan hewan ternak yang terserang LSD dilakukan pengobatan karena penyebab virus dan membutuhkan daya tahan tubuh ternak yang baik. Jadi perlu bantuan masyarakat peternak dari sisi manajemen pakan dan kebersihan kandang. Sehingga, ternak yang sakit segera pulih dan yang sehat tidak terkena virus LSD.