Bagikan:

JAKARTA - Maskapai penerbangan Norwegia Flyr yang merugi akan mengajukan pailit, setelah gagal mengumpulkan uang tunai yang dibutuhkan untuk operasional.

"Tidak ada lagi peluang realistis untuk mencapai solusi bagi situasi likuiditas jangka pendek," kata perusahaan itu dalam sebuah pernyataan, seraya menambahkan keputusan dewan sudah bulat, melansir Reuters 1 Februari.

"Konsekuensinya, semua keberangkatan dan penjualan tiket telah dibatalkan," lanjut perusahaan seperti mengutip Euronews.

Sementara itu, pendiri dan dewan direksi Flyr Erik Braathen mengatakan kepada harian Norwegia Dagbladet, lebih dari 400 karyawan akan kehilangan pekerjaan akibat kebangkrutan tersebut, kata

Flyr, yang mulai beroperasi pada pertengahan 2021 untuk melayani tujuan domestik di Norwegia dan juga di Eropa mengatakan, pasar keuangan yang lemah dan ketidakpastian atas permintaan perjalanan udara membuatnya gagal mengumpulkan lebih banyak uang.

November tahun lalu, Flyr mengatakan memerlukan dana untuk bertahan di musim dingin, sekaligus mempersiapkan musim semi dan musim panas 2023. Namun, hanya mampu mengumpulkan sekitar setengah dari uang tunai yang dibutuhkan saat itu.

maskapai flyr
Ilustrasi armada maskapai penerbangan Norwegia Flyr. (Wikimedia Commons/Kjstensland dy)

Perusahaan mengatakan, mereka telah mencoba dan gagal dalam beberapa hari terakhir untuk mengamankan 330 juta krona Norwegia (33 juta dolar AS) pendanaan, yang memicu penurunan harga sahamnya sebesar 78 persen.

Seiring dengan kondisi yang terjadi, pihak perusahaan akan mengembalikan pembayaran atas pembelian tiket.

Jika menggunakan kartu kredit, Flyr mendorong pelanggan dengan pemesanan untuk menghubungi perusahaan kartu kredit, guna mengurus pengembalian uang.

Pemesanan yang dilakukan dengan agen perjalanan atau mitra, juga dapat memenuhi syarat untuk pengembalian uang melalui asuransi mereka.

Sedangkan jika menggunakan kartu debit, konsumen dapat menghubungi penerbit kartu Anda karena Anda mungkin dapat mengajukan klaim berdasarkan aturan pengembalian untuk layanan yang belum atau tidak diberikan.

"Wali kebangkrutan akan mengambil alih semua tanggung jawab untuk Flyr ke depan, dan akan membagikan informasi kontak di flyr.com segera setelah tersedia," sebut perusahaan.

Flyr diketahui mengoperasikan armada sewaan sebanyak 12 pesawat Boeing 737, termasuk enam pesawat Boeing jenis 737 MAX berdasarkan kontrak dari Air Lease Corp.