Dinsos DIY Sibuk Siapkan Data Lansia Sasaran Program Bansos Seumur Hidup
Kepala Dinas Sosial DIY Endang Patmintarsih (ANTARA)

Bagikan:

YOGYAKARTA - Dinas Sosial Daerah Istimewa Yogyakarta memetakan data warga lanjut usia (lansia) miskin yang nantinya menjadi sasaran program bantuan sosial seumur hidup di wilayah ini.

Kepala Dinsos DIY Endang Patmintarsih mengatakan, pemetaan data sasaran tersebut ditargetkan rampung sebelum program bansos seumur hidup yang diwacanakan Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X diusulkan ke DPRD DIY.

"Sekarang kami siapkan data dulu. Kami sudah siap dengan data lansia miskin. Tapi, data terpilah yang nanti bisa masuk program itu baru berproses," kata Endang di Yogyakarta, Antara, Senin, 6 Februari. 

Endang menuturkan mengacu keinginan Sultan HB X, bansos seumur hidup nantinya diprioritaskan bagi lansia yang selain miskin, juga berpendidikan rendah, serta tidak memiliki keluarga.

"Dia lansia, miskin, mungkin pendidikannya cuma SD atau bahkan tidak sekolah, terus dia mungkin tidak punya apa-apa, keluarganya juga miskin, atau mungkin tidak punya keluarga," kata dia.

Meski demikian, pemilahan data lansia miskin, menurut Endang, tetap diperlukan untuk menghindari penerima bansos mendapatkan bantuan dua kali atau ganda dari pemerintah.

Berdasarkan data Dinsos DIY, Endang menyebut jumlah lansia miskin tercatat sebanyak 28.428 orang.

Jika dikerucutkan lagi, sebanyak 26.525 lansia di DIY tinggal dengan keluarga atau hidup sendiri di rumah dan 1.803 lansia tinggal di panti milik pemerintah maupun lembaga kesejahteraan sosial di kabupaten/kota.

Sebagian dari lansia miskin tersebut, menurut Endang, ada yang telah memperoleh bantuan melalui program keluarga harapan (PKH), masuk jaminan lansia, dan ada  yang telah diakomodasi melalui program di panti atau balai.

"Ada yang memang tidak mau masuk panti, maunya di rumah, nah yang seperti itu yang keinginan bapak gubernur agar diselesaikan dibantu jaminan hidupnya," katanya.

Setelah data siap dan diusulkan ke DPRD DIY, menurut Endang, jika akhirnya disetujui, baru akan diputuskan apakah menggunakan APBD murni atau memakai dana keistimewaan (danais).

"Keinginan gubernur itu kan baru ditawarkan ke DPRD, jika itu disetujui baru kita bergerak apakah pakai dana APBD murni atau pakai danais. Tentunya harus direncanakan dan diolah kembali," kata Endang.

Sebelumnya, Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X mewacanakan bantuan sosial seumur hidup bagi warga miskin berusia 60 tahun ke atas sebagai upaya menekan tingkat kemiskinan di wilayahnya yang mencapai 11,49 persen dari total penduduk atau tertinggi di Pulau Jawa.

Terkait rencana bansos seumur hidup itu, Sultan mengaku telah berdialog dengan jajaran eksekutif serta pimpinan DPRD DIY.

"Kalau saya, ya, sudah kira-kira yang umurnya 60 tahun lebih sampai 70 tahun, dia pendidikannya mungkin hanya SD, tidak punya fasilitas apapun, tidak bisa bekerja, ya, sudah dibantu saja sampai meninggal (seumur hidup)," ujar Sultan.