Bagikan:

AKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono memberi pesan kepada Perumda PAM Jaya pada hari pertama pelayanan air bersih secara penuh kepada warga.

Pelayanan penuh ini terjadi setelah PAM Jaya mengambil alih 100 persen pengelolaan air dari mitra swasta atau swastanisasi air usai berakhirnya kontrak kerja sama per 1 Februari 2023 dengan Palyja dan Aetra.

Di lokasi Instalasi Pengolahan Air (IPA) Buaran, Kalimalang, Jakarta Timur, Heru meminta PAM Jaya memastikan bahwa pelayanan air bersih oleh PAM Jaya tak terganggu selepas berakhirnya swastanisasi air.

"Saya harus meyakinkan bahwa operasional itu harus tetap berjalan. Yang kedua pelayanan tidak terganggu," kata Heru, Kamis, 2 Februari.

Setelah lepas dari swasta, Heru meminta PAM Jaya menggencarkan peningkatan cakupan akses perpipaan pelayanan air yang kini masih sekitar 65 persen di wilayah Jakarta.

Mengingat, Pemprov DKI menargetkan cakupan pelayanan air PAM mencapai 100 persen pada tahun 2030. Hal ini disertai dengan menambahkan kapasitas produksi sebesar 10.900 liter per detik (lpd), meningkatkan jaringan pipa hingga lebih dari 4.000 kilometer.

"Yang ketiga tentunya peningkatan pelayanan dan air baku," ujar Heru.

Sementara itu, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengungkapkan strategi PAM Jaya unyuk menjaga aset mereka setelah putus kontrak swastanisasi air, yakni bekerja sama dengan TNI dan Polri dalam pengamanan aset vital.

"Jadi kami dengan sudah melakukan reassessment. Insyaallah nanti mudah-mudahan sudah ada laporannya dan dinyatakan memang objek vital ini aman," ujar Arief.

Arief menerangkan, per 1 Februari 2023, PAM Jaya telah memastikan 5 elemen penting telah terpenuhi. Di antaranya yakni tersedianya struktur organisasi full operation yang mengakomodir karyawan mitra termasuk posisi dan jabatan, lalu tersedianya SDM yang siap untuk menjalankan pengoperasian penuh.

Elemen lain adalah tersedianya proses bisnis pengelolaan SPAM yang akan dijalankan, tersedianya sistem dan aplikasi yang siap digunakan untuk pengoperasian penuh, serta tersedianya alat dan material penunjang operasional dan pelayanan.

"Ikhtiar kita sudah kita lakukan. Mudah-mudahan PAM Jaya terlahir kembali, PAM Jaya reborn," imbuhnya.

Sebagai informasi, swastanisasi air dimulai sejak kesepakatan pada 25 tahun lalu. Pada 6 Juni 1997, PAM Jaya meneken kerja sama swastanisasi air dengan PT Garuda Dipta Semesta bersama Lyonnaise des Saux (sekarang Palyja) dan dengan PT Kekarpola Airindo bersama Thames Water Overseas Ltd (sekarang Aetra).

Per 1 Februari 1998, PAM Jaya memberikan surat tugas kepada sejumlah karyawannya untuk diperbantukan di mitra swasta selama 25 tahun. Usai berakhirnya swastanisasi air, status karyawan yang diperbantukan kembali ke PAM Jaya per 1 Februari 2023. Selain itu, 1.097 karyawan Palyja dan Aetra resmi menjadi karyawan PAM Jaya pada waktu yang sama.