Bagikan:

JAKARTA - Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono meyakini proses peralihan pengelolaan air bersih yang akan dipegang 100 persen oleh BUMD PAM Jaya tak akan menimbulkan masalah.

Diketahui pada 1 Februari mendatang, kerja sama pengelolaan air di Jakarta dengan mitra swasta, yakni Palyja dan Aetra, atau swastanisasi air resmi berakhir. Menurut Heru, persiapan pelayanan air bersih secara penuh oleh perusahaan milik Pemprov DKI ini berjalan matang.

"Itu kan sudah berlangsung dari 2022 dan sudah dibahas juga, enggak masalah. Setelah akhir Januari nanti langsung diambil alih 100 persen oleh PAM Jaya," kata Heru di Balai Kota DKI Jakarta, Rabu, 11 Januari.

Dari sisi infrastruktur, sambung Heru, PAM Jaya sudah melakukan pe pengadaan untuk memenuhi kebutuhan pelayanan jelang putus kontrak swastanisasi air bersama Palyja dan Aetra.

PAM JAYA dan PT Moya Indonesia menandatangani perjanjian kerja sama (PKS) mengenai penyelenggaraan sistem penyediaan air minum melalui optimalisasi aset eksisting dan penyediaan aset baru dengan skema pembiayaan bundling pada Jumat, 14 Oktober 2020.

Pada sisi sumber daya manusia (SDM), PAM Jaya turut merekrut ribuan pegawai Palyja dan Aetra untuk bergabung ke perusahaan daerah ini demi menunjang pelayanan air minum perpipaan kepada masyarakat berjalan normal setelah berakhirnya swastanisasi air pada 31 Januari 2023.

"Semua SDM (Palyja dan Aetra) yang ada direkrut, tidak ada PHK. Mungkin ada penambahan malah, ketika ada penambahan jaringan pipa," ujar Heru.

Sebelumnya, Direktur Utama Perumda PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, pada 1 Februari 2023, PAM Jaya akan memulai operasional pelayanan langsung air minum perpipaan secara penuh karena kontrak kerja sama dengan Palyja dan Aetra telah berakhir.

“Selama satu tahun ini, kita telah melakukan transisi dan transformasi yang alhamdulillah dapat berjalan dengan baik. Melihat hal itu, saya optimis kita bisa menjalankan operasional pelayanan langsung secara optimal tanpa gangguan,” ungkap Arief.

Arief menyebut PAM Jaya telah menjalankan rangkaian proses yang memerlukan kerja keras seluruh komponen di dalam perusahaan.

Mulai dari kick off transisi dan transformasi, pembangunan 11.221 meter pipa untuk layani Kapuk Muara, pendampingan transisi kontrak konsesi dan percepatan pembangunan SPAM berkolaborasi dengan Kejati DKI Jakarta, kerja sama dengan BPKP dalam penguatan tata kelola perusahaan.

Selanjutnya, kick off masa pengakhiran kerja sama, market sounding pemilihan mitra kerja sama skema bundling, kerja sama kesepakatan PAM JAYA dan Palyja terkait penyelesaian shortfall, rekrutmen karyawan Palyja dan Aetra, pelatihan kedisiplinan karyawan bekerja sama dengan Rindam Jaya, kolaborasi dengan Kodam Jaya, hingga kerja sama dengan Pamobvit.