Bagikan:

JAKARTA - Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Pol Latif Usman mengusulkan agar besaran tarif parkir di Jakarta dinaikkan. Usulan ini dilakukan untuk meningkatkan perpindahan penggunaan kendaraan pribadi oleh masyarakat ke angkutan umum.

Menurut Latif, bila tarif parkir Jakarta dibuat lebih mahal dari yang diterapkan saat ini, efek yang terjadi seolah memaksa masyarakat untuk menggunakan transportasi umum dalam bermobilitas.

Hal ini disampaikan Latif saat menghadiri rapat kerja Komisi B DPRD DKI Jakarta bersama jajaran Dinas Perhubungan DKI.

"Saya usulkan untuk peningkatan ini, bagaimana parkir ini harus dimahalkan. Itu salah satu (cara) memaksa orang untuk beralih kepada angkutan umum," kata Latif di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa, 24 Januari.

Latif memandang, usulan ini diutarakan atas dasar kondisi kemacetan Jakarta yang belum juga bisa diatasi. Bahkan, volume kepadatan lalu lintas Jakarta saat ini meningkat dari tahun sebelumnya.

Latif menyebut bahwa indeks kemacetan di Jakarta saat ini sudah mencapai lebih dari 50 persen pada 7.800 kilometer ruas jalan di Ibu Kota.

Latif menyebut, kondisi kepadatan lalu lintas di Jakarta saat ini sudah mirip dengan yang terjadi pada 2019 lalu. Di mana, saat itu indeks kemacetannya mencapai 53 persen.

Berdasarkan hasil survei lembaga pemantau kemacetan asal Inggris, TomTom, Indonesia pun menempati peringkat 10 kota termacet di dunia pada tahun 2019.

"Kita belum menghitung indeks kemacetan, tapi, perkiraan saya sejak akhir 2022 sudah di atas 50 persen. Ini menjadi perhatian kita bersama bagaimana situasi jakarta saat ini," ujar Latif.

"Tentunya kalau sudah di angka 50 persen sudah sangat mengkhawatirkan. Apalagi di angka 50 persen, di angka 40 persen, Jakarta itu sudah tidak aman," lanjutnya.

Karenanya, menurut Latif, salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi kemacetan selain penerapan ganjil-genap dan perencanaan sistem jalan berbayar atau ERP adalah menaikkan tarif parkir.

"Untuk kemacetan ini solusinya memang hanya satu, bagaimana transportasi umum kita perbaiki, kita dukung, kita kembangkan betul. Sebetulnya dari Jakarta ini tidak ketinggalan transportasi dengan luar negeri kalau angkutan. Ini bagaimana tinggal kita memaksa masyarakat menggunakan itu sebetulnya," imbuhnya.